Hama ini
disebut hama putih palsu karena gejala serangannya hampir menyerupai gejala
serangan hama putih.
Hama putih palsu biasanya menjadi hama penting pada
tanaman padi yang dipupuk berat. Ledakan populasi/jumlah dapat terjadi pada
musim tanam setelah melewati musim kemarau yang panjang.
Gejala Serangan:
-
Daun bergulung
dan terdapat garis-garis putih transparan sepanjang 15 – 20 cm.
-
Dalam setiap
daun terdapat lebih dari 1 garis.
- Garis-garis
putih transparan tersebut sejajar dengan dengan ibu tulang daun.
- Jika terjadi serangan berat, maka setiap tanaman banyak terdapat gulungan-gulungan
daun.
- Daun yang rusak
berat akan mengering dan sawah yang terserang berat tampak seperti terbakar.
- Serangan akan
menimbulkan kerugian besar jika daun bendera (daun yang tegak lurus ke atas)
ikut rusak.
Cara Pengendalian:
a. BUDIDAYA / KULTUR TEKNIK
- Mengurangi dosis pupuk N (seperti Urea). Lakukan pupuk
berimbang antara N, P dan K.
- Memberantas gulma (rumput pengganggu) di
pematang sawah
b. HAYATI / ALAMI
- Tingkat kematian yang tinggi yang
sering terjadi di lapangan merupakan akibat dari aktivitas musuh alaminya.
- Musuh
alami dapat menyerang hama putih palsu mulai dari fase telur hingga fase dewasa
(imago/ngengat).
- Contoh musuh alami hama putih palsu yaitu parasit telur berupa tabuhan Apanteles
ruficrus, parasit ulat (larva) Melcha maculiceps dan parasit
kepompong (pupa) Brachymeria sp.
c. KIMIAWI
- Jika hama telah menyerang sampai pada ambang batas ekonomi maka baru diperlukan pengendalian menggunakan insektisida kimiawi
- Insektisida
yang digunakan antara lain yaitu: Kiltop
50 EC, Marshal 200 EC, Tomafur 3 G, Bancol 50 WP, Bassa 500 EC, Currater 3 G,
Dharmafur 3 G, Furadan 3 G, Indobas 500 EC, Mipcin 50 WP, Tomafur 3 G. Kempo
400 SL,