Rabu, 28 September 2016

PENGOLAHAN LAHAN SAWAH

PENGOLAHAN LAHAN SAWAH

Pengolahan tanah merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil padi selain faktor lain seperti pemupukan, pengarian, benih, pengendalian hama/penyakit dan lain-lain.

Lahan sawah adalah tanah yang dapat digenangi air dan mempertahankan air tersebut, dapat diratakan dan dibatasi dengan pematang. Tindakan yang penting dalam pengolahan tanah sawah adalah pelumpuran. Pelumpuran adalah proses terurainya agregat tanah menjadi partikel tanah yang lebih kecil dan seragam yang terjadi akibat adanya tenaga mekanis pada tanah yang mempunyai kandungan air tanah yang tinggi.
  
Pengolahan tanah bertujuan untuk merubah sifat fisik tanah dimana lapisan yang semulanya keras menjadi datar dan berlumpur. Dengan pengolahan lahan maka:
-          Gulma akan mati karena terjadi pembalikan tanah
-          Lapisan bawah tanah menjadi jenuh air sehingga dapat menghemat air.

Selain itu, pengolahan tanah juga bertujuan untuk memperoleh struktur tanah yang dibutuhkan bagi pertumbuhan benih atau akar. Struktur remah diperlukan guna memungkinkan peresapan yang cepat dan ketahanan terhadap hujan, untuk mendapatkan kandungan dan pertukaran udara yang cukup di dalam tanah, dan untuk memperkecil hambatan terhadap penembusan akar. Sebaliknya, suatu persemaian yang baik umumnya membutuhkan partikel yang lebih halus dan kepadatan yang lebih tinggi di sekitar benih.

Secara umum pengolahan tanah meliputi:
1.      Penggenangan tanah sawah sampai tanah jenuh air
2.      Membajak sebagai awal pemecahan bongkahan tanah dan pembalikannya
3.      Menggaru untuk menghancurkan dan melumpurkan tanah.

Tahapan pengolahan lahan:
1.      Pembersihan pematangan
Pematang perlu dibersihkan dari rumput
Fungsi utama pematang adalah :
-        Disaat awal untuk menahan air selama pengolahan tanah agar tidak mengalir keluar petakan
-   Fungsi selanjutnya berkaitan erat dengan pengaturan kebututuhan air selama proses budidaya padi

2.      Pencangkulan
Dilakukan untuk memperbaiki pematang dan saluran air. Sudut petakan perlu dicangkuk untuk memperlancar pekerjaan pembajakan.
  
3.      Pembajakan dan penggaruan
Pembajakan dilakukan agar gumpalan tanah hancur menjadi kecil. Kedalaman pemotongan dan pembalikan tanah umumnya antara 15 sampai 20 cm. Dalam proses ini sebaiknya ditambahkan pupuk organik agar kandungan hara dan pertumbuhan mikroba dalam tanah dapat meningkat. Disamping itu, penggunaan pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah serta faktor-faktor pertumbuhan lainnya yang biasanya tidak disediakan oleh pupuk anorganik.

Gumpalan tanah kemudian digaru. Pengolahan tanah kedua ini, bertujuan menghancurkan bongkah tanah hasil pengolahan tanah pertama yang besar menjad lebih kecil dan sisa tanaman dan gulma yang terbenam dipotong lagi menjadi lebih halus sehingga akan mempercepat proses pembusukan. Dalam pengolahan kedua ini dilakukan proses penggemburan atau proses pencampuran antara bahan organik dengan tanah.

Proses ini dimaksudkan agar bahan organik dapat menyatu dengan lapisan olah tanah. Usahakan selama pengolahan ini pasokan air agar mencukupi. Jangan terlalu kering dan jangan terlalu basah. Proses pencampuran ini dilakukan sampai bahan organik benar-benar menyatu dan melumpur dengan lapisan olah tanah. Setelah ini tanah disiapkan untuk ditanami benih padi.

Dalam pengolahan tanah dapat menggunakan tenaga ternak maupun mesin traktor.
  
Setelah lahan sawah siap, pematang perlu dipopok dengan lumpur sawah dan dibiarkan mengering. Tujuannya agar pematang menjadi kokoh, padat dank eras sehingga dapat menahan air dengan baik.

Ciri-ciri tanah yang telah siap untuk ditanami:
1.      Tanah terolah sampai terlumpur
2.      Air tidak lagi banyak merembes ke dalam tanah
3.      Permukaan tanah rata
4.      Bersih dari gulma dan tanaman.


Sumber:

http://wartaagro.com/berita-cara-mengolah-sawah-dengan-baik-dan-benar.html