PEMUPUKAN PADI SAWAH
Secara teknis kebutuhan dan efisiensi pemupukan ditentukan oleh dua
faktor utama yang saling berkaitan yaitu: (a) ketersediaan hara dalam tanah,
termasuk pasokan melalui air irigasi dan sumber lainnya, dan (b) kebutuhan hara
tanaman. Oleh sebab itu, rekomendasi pemupukan harus bersifat spesifik
lokasi dan spesifik varietas.
Hingga saat ini penggunaan pupuk oleh petani belum
efisien, rasional dan berimbang. Sebagian petani menggunakan pupuk tertentu
dengan dosis berlebihan sehingga efisiensinya sangat rendah dan pupuk terbuang
percuma. Namun sebagian lainnya menggunakan pupuk dengan dosis yang lebih
endah dari kebutuhan tanaman sehingga produksi padi tidak optimal akibat
tidakseimbangan hara di dalam tanah.
Sebenarnya jika
petani mau menggunakan pupuk organik (seperti bokashi, kompos jerami, pupuk
kandang) maka penggunaan pupuk anorganik bisa dikurangi sangat besar dan sangat besar peranannya dalam meningkatkan efisiensi
pemupukan. Disamping menggunakan pupuk kimia, alangkan baiknya bila
petani juga menggunakan/melakukan penyemprotan pupuk hayati/POC/MOL.
Minimal diberikan 3 kali penyemprotan. Waktunya sekitar 15 hst, 30 hst dan 70
hst. Dengan pemberian pupuk tersebut dapat mengurangi dosis pupuk kimia dan
mengurangi ongkos pembelian pupuk karena pupuk kompos jerami dan MOL dapat
dibuat sendiri oleh petani.
Tahap Pemupukan
Secara
umum rekomendasi pupuk untuk
tanaman padi sebagai berikut, Urea sebesar 200 kg - 250 kg, SP36 100 kg - 150
kg dan KCl 75 kg - 100 kg. Jika menggunakan NPK dosisnya adalah 100-150 kg urea
dan 300 kg NPK. Agar dapat diperoleh dosis pemberian pupuk secara
tepat memang harus dilakukan uji tanah pada lahan.
Berikut
sedikit gambaran mengenai pemupukan
Jika
pupuk yang digunakan Phonska dan Urea :
300 kg
pupuk NPK Phonska/Hektar dan 100-150 kg pupuk Urea/hektar (kandungan haranya 113 kg N, 45 kg P2O5 dan 45 K2O ). Maka tahapan dan dosis pemberian pupuknya
adalah sebagai berikut:
a. Pupuk dasar /pertama: 150 kg ponska.
Sebaiknya pemberian pupuk dasar ini diberikan pada saat tanaman
berumur 7-10 hst, pada saat ini perakaran padi sudah mulai berkembang dan
siap menghisap pupuk yang diberikan walau jumlahnya sedikit. Lagipula,
bibit yang baru ditanam akan adaptasi dengan lingkungan beberapa hari (karena
stress). Makanya ada sebagian dari daunnya yang kuning dan mengering. Baru
setelah itu, proses tumbuh akar berjalan. Makanya dosis kandungan N di
pemupukan pertama tanam 1/2 dari dosis pupuk ke-2 dan ke-3.
Untuk pupuk NPK ponska, pupuk ini punya nilai lebih sebab terdapat
kandungan Sulfur sekitar 10 %. Salah satu fungsi sulfur ini adalah merangsang
pertumbuhan tanaman-tanaman muda.
Untuk memaksimalkan fungsi pupuk, sebaiknya sehabis pemupukan
dilakukan penginjakan. Bila ini dilakukan, pupuk akan bertahan lebih lama di
sawah, pupuk maksimal diserap akar tanaman, tanaman lebih subur, gulma akan
terkendali, hasil panen bisa meningkat, dll.
b. Pemupukan ke-2 : 150 kg ponska + urea 50 kg.
Diberikan sekitar minggu ke-3 atau 21 hst, sama sepeerti
pemupukan dasar, setelah dilakukan pemupukan kemudian dilakukan penginjakan
agar dapat terserap tanaman dengan optimal.
c.
Pemupukan ke-3
: 50-100 kg urea.
Diberikan sekitar 30 - 40 hst sewaktu tanaman padi akan mengeluarkan
malai. Pada saat ini daun tanaman perlu hijau untuk memproduksi makanan,
apalagi daun bendera. Daun bendera yang masih agak hijau menandakan isi malai
akan semakin baik, semakin merunduk. Dan ketika daun bendera suatu malai sudah
kuning maka gabah yang dihasilkan kurang bernas,,,
Jangan lupa dilakukan proses penginjakan di fase ini, sebab masa
pengisian bulir padi akan semakin panjang sekitar 4-5 hari. Hasilnya, malai
yang kita hasilkan akan banyak yang bernas.
Berikut
ini rekomendasi umum pemupukan padi sawah menggunakan pupuk tunggal.
Tabel 1.
Rekomendasi Umum Pemupukan Nitrogen pada Tanaman Padi Sawah
Target
kenaikan produksi dari tanpa pupuk N
|
Teknologi yang digunakan
|
Rekomendasi (kg/ha)
|
|
N
|
Urea
|
||
2,5 t/ha
|
Konvensional
|
125
|
275
|
Menggunakan
BWD
|
90
|
200
|
|
Menggunakan
BWD + 2 t pupuk kandang/ha
|
75
|
175
|
|
3,0 t/ha
|
Konvensional
|
145
|
325
|
Menggunakan
BWD
|
110
|
250
|
|
Menggunakan
BWD + 2 t pupuk kandang/ha
|
100
|
225
|
|
3,5 t/ha
|
Konvensional
|
170
|
375
|
Menggunakan
BWD
|
130
|
290
|
|
Menggunakan
BWD + 2 t pupuk kandang/ha
|
120
|
265
|
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan BWD dapat meningkatkan
efisiensi pupuk N dari 30 menjadi 40%.
Tabel 2.
Rekomendasi Umum Posfor (SP-36) pada tanaman
padi sawah.
Kelas status hara P tanah
|
Kadar hara terekstrak HCl 25% (mg P2O5/100g)
|
Dosis rekomendasi (kg SP-36/ha)
|
- Rendah
- Sedang
- Tinggi
|
< 20
20 – 40
> 40
|
100
75
50
|
Sumber : Moersidi et al., 1989;
Soepartini et al., 1990, Sofyan A., et al.
1992
Tabel 3. Rekomendasi
Umum Pemupukan Kalium pada tanaman padi sawah dengan & tanpa bahan organik jerami
padi.
Kelas status hara K tanah
|
Kadar hara terekstrak HCl 25% (mg K2O/100g)
|
Dosis rekomendasi pemupukan K (kg KCl/ha)
|
|
+ Jerami
|
- Jerami
|
||
-
Rendah
- Sedang
- Tinggi
|
< 20
10 – 20
> 20
|
50
0
0
|
100
50
50
|
Sumber : Moersidi et al., 1989;
Soepartini et al., 1990
CARA APLIKASI PEMUPUKAN PADA
TANAMAN PADI
1.
Untuk pupuk organik berupa kompos jerami atau
pupuk kandang diberikan ke lahan sawah 2 -3 minggu sebelum tanam;
2.
Jika menggunakan pupuk SP-36 maka ditaburkan 1
hari sebelum atau sesudah tanam, karena sifat pupuk ini lama larutnya;
3.
Taburkan secara merata pada areal sawah jika anda
menggunakan sistem tandur jajar;
4.
Jika sawah menggunakan sistem tanam jajar legowo
maka pemberian pupuk hanya pada tempat yang ada tanamannya saja. Dengan cara jajar legowo pupuk dapat disebar lebih merata;
5.
Pemberian pupuk yang ditabur ketanah akan lebih
baik jika dilakukan pengijakan agar tidak gampang tercuci;
6.
Jika menyemprotkan pupuk cair maka perlu
diperhatikan waktu penyemprotan dan setelan nozzle hand spayer. Lebih rinci
yang perlu diperhatikan yaitu:
-
Pupuk cair harus diberikan pada pagi hari yaitu
jam 7.30 – 9.30 WIBA karena pada jam tersebut mulut daun terbuka semua. Setelah
agak siang mulut daun akan tertutup sehingga percuma untuk disemprot pupuk.
-
Mulut daun paling banyak berada di bagian bawah
permukaan daun, maka usahakan penyemprotan lebih banyak diarahkan ke bagian
tersebut;
-
Penyemprotan menggunakan setelan paling halus
sehingga menghasilkan semprotan seperti kabut. Butiran air pupuk paling halus
memudahkan pupuk diserap oleh mulut daun;
-
Harus memperhatikan cuaca, jika terlihat mendung
sebaiknya tidak melakukan penyemprotan karena dikawatirkan hujan akan turun
sebelum sempat pupuk diserap oleh tanaman.
Sumber:
http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/pupuk/index.php/perangkat-uji/80-rekomendasi-pemupukan-padi-sawah-spesifik-lokasi