Selasa, 19 April 2016

PEMUPUKAN PADI SAWAH

PEMUPUKAN PADI SAWAH

Secara teknis kebutuhan dan efisiensi pemupukan ditentukan oleh dua faktor utama yang saling berkaitan yaitu: (a) ketersediaan hara dalam tanah, termasuk pasokan melalui air irigasi dan sumber lainnya, dan (b) kebutuhan hara tanaman.  Oleh sebab itu, rekomendasi pemupukan harus bersifat spesifik lokasi dan spesifik varietas.
Hingga saat ini penggunaan pupuk oleh petani belum efisien, rasional dan berimbang. Sebagian petani menggunakan pupuk tertentu dengan dosis berlebihan sehingga efisiensinya sangat rendah dan pupuk terbuang percuma.  Namun sebagian lainnya menggunakan pupuk dengan dosis yang lebih endah dari kebutuhan tanaman sehingga produksi padi tidak optimal akibat tidakseimbangan hara di dalam tanah.
Sebenarnya jika petani mau menggunakan pupuk organik (seperti bokashi, kompos jerami, pupuk kandang) maka penggunaan pupuk anorganik bisa dikurangi sangat besar dan sangat besar peranannya dalam meningkatkan efisiensi pemupukan. Disamping menggunakan pupuk kimia, alangkan baiknya bila petani juga menggunakan/melakukan penyemprotan pupuk hayati/POC/MOL. Minimal diberikan 3 kali penyemprotan. Waktunya sekitar 15 hst, 30 hst dan 70 hst. Dengan pemberian pupuk tersebut dapat mengurangi dosis pupuk kimia dan mengurangi ongkos pembelian pupuk karena pupuk kompos jerami dan MOL dapat dibuat sendiri oleh petani.

Tahap Pemupukan
Secara umum rekomendasi pupuk untuk tanaman padi sebagai berikut, Urea sebesar 200 kg - 250 kg, SP36 100 kg - 150 kg dan KCl 75 kg - 100 kg. Jika menggunakan NPK dosisnya adalah 100-150 kg urea dan 300 kg NPK. Agar dapat diperoleh dosis pemberian pupuk secara tepat memang harus dilakukan uji tanah pada lahan. 

Berikut sedikit gambaran mengenai pemupukan
Jika pupuk yang digunakan Phonska dan Urea :  
300 kg pupuk NPK Phonska/Hektar dan 100-150 kg pupuk Urea/hektar   (kandungan haranya 113 kg N, 45 kg P2O5 dan 45 K2O ). Maka tahapan dan dosis pemberian pupuknya adalah sebagai berikut:

 a.       Pupuk dasar /pertama150 kg ponska.
Sebaiknya pemberian pupuk dasar ini diberikan pada saat tanaman berumur 7-10 hst, pada saat ini  perakaran padi sudah mulai berkembang dan siap menghisap pupuk yang diberikan walau jumlahnya sedikit. Lagipula, bibit  yang baru ditanam akan adaptasi dengan lingkungan beberapa hari (karena stress). Makanya ada sebagian dari daunnya yang kuning dan mengering. Baru setelah itu, proses tumbuh akar berjalan. Makanya dosis kandungan N di pemupukan pertama tanam 1/2 dari dosis pupuk ke-2 dan ke-3.

Untuk pupuk NPK ponska, pupuk ini punya nilai lebih sebab terdapat kandungan Sulfur sekitar 10 %. Salah satu fungsi sulfur ini adalah merangsang pertumbuhan tanaman-tanaman muda.

Untuk memaksimalkan fungsi pupuk, sebaiknya sehabis pemupukan dilakukan penginjakan. Bila ini dilakukan, pupuk akan bertahan lebih lama di sawah, pupuk maksimal diserap akar tanaman, tanaman lebih subur, gulma akan terkendali, hasil panen bisa meningkat, dll.

b.      Pemupukan ke-2  : 150 kg ponska + urea 50 kg.
Diberikan sekitar minggu  ke-3 atau 21 hst, sama sepeerti pemupukan dasar, setelah dilakukan pemupukan kemudian dilakukan penginjakan agar dapat terserap tanaman dengan optimal.
c.       Pemupukan ke-3  : 50-100 kg urea.
Diberikan sekitar 30 - 40 hst sewaktu tanaman padi akan mengeluarkan malai. Pada saat ini daun tanaman perlu hijau untuk memproduksi makanan, apalagi daun bendera. Daun bendera yang masih agak hijau menandakan isi malai akan semakin baik, semakin merunduk. Dan ketika daun bendera suatu malai sudah kuning maka gabah yang dihasilkan kurang bernas,,,

Jangan lupa dilakukan proses penginjakan di fase ini, sebab masa pengisian bulir padi akan semakin panjang sekitar 4-5 hari. Hasilnya, malai yang kita hasilkan akan banyak yang bernas.


Berikut ini rekomendasi umum pemupukan padi sawah menggunakan pupuk tunggal.
Tabel 1.  Rekomendasi Umum Pemupukan Nitrogen pada Tanaman Padi Sawah
Target kenaikan produksi dari tanpa pupuk N
Teknologi yang digunakan
Rekomendasi (kg/ha)
N
Urea
2,5 t/ha
Konvensional
125
275
Menggunakan BWD
90
200
Menggunakan BWD + 2 t pupuk kandang/ha
75
175
3,0 t/ha
Konvensional
145
325
Menggunakan BWD
110
250
Menggunakan BWD + 2 t pupuk kandang/ha
100
225
3,5 t/ha
Konvensional
170
375
Menggunakan BWD
130
290
Menggunakan BWD + 2 t pupuk kandang/ha
120
265
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan BWD dapat meningkatkan efisiensi pupuk N dari 30 menjadi 40%.


Tabel 2. Rekomendasi Umum Posfor (SP-36) pada tanaman
              padi sawah.
 Kelas status hara P tanah
Kadar hara terekstrak HCl 25% (mg P2O5/100g)
Dosis rekomendasi       (kg SP-36/ha)
-          Rendah
-          Sedang
-          Tinggi
< 20
20 – 40
> 40
100
75
50
Sumber : Moersidi et al., 1989; Soepartini et al., 1990, Sofyan A., et al. 1992

Tabel 3. Rekomendasi Umum Pemupukan Kalium pada tanaman padi sawah dengan & tanpa bahan organik jerami padi.
 Kelas status hara K tanah
Kadar hara terekstrak HCl 25% (mg K2O/100g)
Dosis rekomendasi pemupukan K (kg KCl/ha)
+ Jerami
- Jerami
-   Rendah
-   Sedang
-   Tinggi
< 20
10 – 20
> 20
50
0
0
100
50
50
Sumber : Moersidi et al., 1989; Soepartini et al., 1990

CARA APLIKASI PEMUPUKAN PADA TANAMAN PADI
1.       Untuk pupuk organik berupa kompos jerami atau pupuk kandang diberikan ke lahan sawah 2 -3 minggu sebelum tanam;
2.       Jika menggunakan pupuk SP-36 maka ditaburkan 1 hari sebelum atau sesudah tanam, karena sifat pupuk ini lama larutnya;
3.       Taburkan secara merata pada areal sawah jika anda menggunakan sistem tandur jajar;
4.       Jika sawah menggunakan sistem tanam jajar legowo maka pemberian pupuk hanya pada tempat yang ada tanamannya saja. Dengan cara jajar legowo pupuk dapat disebar lebih merata;
5.       Pemberian pupuk yang ditabur ketanah akan lebih baik jika dilakukan pengijakan agar tidak gampang tercuci;
6.       Jika menyemprotkan pupuk cair maka perlu diperhatikan waktu penyemprotan dan setelan nozzle hand spayer. Lebih rinci yang perlu diperhatikan yaitu:
-          Pupuk cair harus diberikan pada pagi hari yaitu jam 7.30 – 9.30 WIBA karena pada jam tersebut mulut daun terbuka semua. Setelah agak siang mulut daun akan tertutup sehingga percuma untuk disemprot pupuk.
-          Mulut daun paling banyak berada di bagian bawah permukaan daun, maka usahakan penyemprotan lebih banyak diarahkan ke bagian tersebut;
-          Penyemprotan menggunakan setelan paling halus sehingga menghasilkan semprotan seperti kabut. Butiran air pupuk paling halus memudahkan pupuk diserap oleh mulut daun;
-          Harus memperhatikan cuaca, jika terlihat mendung sebaiknya tidak melakukan penyemprotan karena dikawatirkan hujan akan turun sebelum sempat pupuk diserap oleh tanaman.



Sumber:

http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/pupuk/index.php/perangkat-uji/80-rekomendasi-pemupukan-padi-sawah-spesifik-lokasi