Jumat, 14 Agustus 2020

TANAMAN REFUGIA: RUMAH BAGI PREDATOR HAMA

    

 

Aplikasi sebelum ada serangan hama menggunakan pestisida kimia anorganik telah menciptakan beberapa ketidak-seimbangan dalam ekosistem. Penggunaan pestisida tersebut secara berlebihan telah mengakibatkan menipisnya populasi musuh alami berupa predator serta  perkembangan populasi hama yang semakin kebal (resisten) terhadap insektisida kimia anorganik.

Musuh alami berupa predator adalah suatu binatang yang makan binatang lain sebagai mangsa,  baik tubuhnya lebih kecil maupun lebih besar dan lebih lemah daripada dirinya. Contoh predator adalah capung, laba- laba, belalang sembah, kumbang kubah, kumbang karab, kumbang Vedalia, kepik pentatomid, larva lalat jala dan Lalat jala hijau.

Insektisida kimia anorganik mengurangi keragaman musuh alami dari agroekosistem. Salah satu komponen utama Pengendalian Hama Terpadu (PHT) adalah pendayagunaan musuh alami yang terdiri dari predator, parasitoid dan patogen serangga. Untuk itu penting menjaga dan memelihara keanekaragaman hayati, yaitu dengan mengembalikan keanekaragaman hayati dan mengoptimalkan fungsi ekosistem.

Peningkatan kelimpahan, keragaman dan fungsi musuh alami di habitat pertanian dengan menyediakan perlindungan dan alternatif atau tambahan sumber makanan dapat dilakukan dengan menyediakan  habitat bagi berkembangnya musuh alami berupa predator tersebut. Habitat ataupun rumah bagi musuh alami tersebut yang bisa dilakukan oleh petani sangatlah mudah yaitu adalah dengan menanam tanaman refugia. Tumbuhan yang potensial yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat berlindung dan sebagai alternatif sumber tambahan makanan adalah tanaman refugia.

Refugia adalah tumbuhan (baik tanaman maupun gulma) yang tumbuh disekitar tanaman yang dibudidayakan, yang berpotensi sebagai mikrohabitat bagi musuh alami (baik predator maupun parasit), agar pelestarian musuh alami tercipta dengan baik. Refugia pada budidaya padi merupakan tanaman bunga warna warni, guna menghadirkan dan meningkatkan populasi predator atau musuh alami terhadap hama perusak tanaman padi. Berbagai tanaman bunga warna warni itu bisa ditanam pada pematang sawah, pinggiran saluran irigasi atau di tepi sawah dan ladang.

 Tanaman Refugia berperan :

  • konservasi keanekaragaman hayati
  • mikrohabitat musuh alami (predator maupun parasitoid) sehingga keberlangsungan kehidupannya bisa lebih terjaga
  • Sebagai sumber pakan berupa polen atau nectar bagi musuh alami (terutama untuk jenis parasitoid) sebelum adanya OPT di pertanaman


Menanam tanaman refugia di lahan pertanaman padi baik di sawah maupun di ladang sudah diakui dapat mengurangi populasi hama yang menyerang tanaman padi. Hal ini karena refugia adalah rumahnya musuh alami sehingga dapat memperbanyak musuh alami. selain itu membuat pemandangan menjadi lebih indah dengan beragam bunga yang ditanam.

Jenis tanaman maupun gulma yang termasuk tanaman refugia contohnya bunga matahari, kenikir, bunga kertas (zinia), bunga tahi ayam, bunga pacar air, rumput urang – aring, kancing ungu, kacang panjang, buncis, jagung, bunga jengger ayam, kacang tanduk/okra, bunga tapak dara, bunga pukul 8 dan lain-lain. Dengan ditanami tanaman refugia selain aman bagi lingkungan juga mendatangkan keindahan.



Tanaman Refugia 


 Sebaiknya tanaman refugia ditanam sebelum menanam padi agar dapat dimanfaatkan sebagai tempat berlindung dan berkembang biak bagi musuh alami dan serangga pollinator yang berperan dalam polinasi yaitu perantara penyerbukan tanaman. Usahakan agar penanaman refugia sejajar dengan sinar matahari sehingga tidak menutupi atau mengganggu penyerapan sinar matahari bagi tanaman padi

 

Dikutip dari berbagai sumber