Jumat, 10 Juni 2022

PERSEMAIAN PADI SAWAH

Untuk memperoleh bibit padi sawah dapat dilakukan dengan cara persemaian basah dan kering. Pemilihan metode persemaian tergantung dengan jumlah benih yang disemai atau kebiasaan petani setempat. Umur bibit yang siap dipindahkan atau ditanam bergantung pada metode tanamnya apakah umur 15 - 21 hari, atau metode SRI yang memerlukan bibit umur 7 - 10 hari, ataupun metode Hazton yang memerlukan bibit tua (25 - 35 hari semai).

PERSEMAIAN BASAH
Persemaian basah memiliki kelebihan yaitu dapat menampung benih dalam jumlah besar. Persemaian basah memiliki beberapa kekurangan yaitu:
  • Memerlukan tempat yang luas sehingga waktu yang dibutuhkan dan tenaga kerja yang        lebihan banyak dalam menyiapkan media;
  • Pengontrolan bibit padi yang kurang terpantau;
  • Untuk mencabut dan memindahkan bibit dari persemaian ke lahan sawah memerlukan tenaga kerja yang lebih banyak.

Lokasi persemaian sebaiknya dalam hamparan yang luas agar mudah pemeliharaannya dan diupayakan dekat dengan sumber air dan memiliki drainase yang baik serta aman dari gangguan bianatang, mudah diairi, dan persemaian terkena sinar matahari langsung tetapi tidak dekat dengan sinar lampu yang dapat mengundang serangan hama dimalam hari.

Tahap Persemaian Basah
Tanah untuk persemaian diolah dengan cara dibajak dan digaru serta diberi pupuk organik sampai tanah dalam kondisi melumpur sedalam kira-kira 20 cm. Bedengan persemaian dibuat lebar 1,0 - 1,5 m setinggi sekitar 10 cm dan panjangnya bervariasi tergantung keadaan lahan.  

Benih yang telah direndam dan diperam kemudian ditabur merata. Saat tabur benih kondisi persemaian macak - macak. Setelah bibit tumbuh perlu dilakukan pemupukan jika bibit kurang subur dengan menggunakan urea dosis 40 gram/m2. Apabila terserang hama maka perlu dikendalikan. Jika tidak ada Urea dapat diganti dengan pupuk yang disemprotkan melalui daun.


5 hari setelah benih ditabur, persemaian diairi setinggi kira - kira 1 cm selama 2 hari. Setelah itu persemaian diairi terus menerus setinggi kira - kira 5 cm.

Sebelum bibit dicabut lahan persemaian perlu digenangi air selama 1 hari antara 2 - 5 cm agar tanah menjadi lunak sehingga bibit mudah dicabut dan tidak rusak.




Persemaian basah juga dapat dibuat modifikasi sistem dapok untuk memudahkan saat penanaman. Cara persemaian sistem dapok sebagai berikut:

  1. Guludan dibuat berukuran lebar 1,0 - 1,2 m memanjang sesuai lahan. Guludan/          bedengan dialas plastik, karung atau daun pisang agar akar tidak tembus ke dalam      tanah.
  2. Cetakan dapok dapat dibuat dari reng seng berukuran panjang sekitar 180 cm dan lebar 80 cm. Cetakan dapok disekat menjadi 12 bagaian berukuran 30 x 40 cm. Cetakan ditaruh di atas guludan yang telah dialas
  3. Media semai dibuat dari campuran tanah, pupuk organik dan sekam padi dengan perbandingan 7:2:1 kemudian diaduk rata. Setelah media dapok selesai diisi kemudian diratakan.
  4. Benih padi yang sudah diperam ditabur merata.

  5. Persemaian disiram air kemudian ditutup dengan daun pisang, karung atau terpal untuk menghindari burung.
  6. Pada umur 5 hari penutup persemaian dibuka. Aplikasikan pupuk urea di persemaian pada iumur 7 hari dengan dosis 40 gram/m2.
  7. Bibit siap dipindahkan sesuai metode tanam yang dipilih.



PERSEMAIAN KERING
Persemaian kering memiliki beberapa kelebihan yaitu:
  • Mudah menyiapkan media semai;
  • Mudah dalam perawatannya;
  • Mudah dalam pencabutan bibit dan tidak memerlukan waktyu yang lama;
  • Mudah dibawa ke sawah saat pindah tanam;
  • Tenaga kerja yang diperlukan sedikit.
Kelemahannya kurang dapat menampung benih dalam jumlah besar. Tetapi jika mau meluangkan tambahan sedikit tenaga kerja, maka semaian kering tidak hanya bisa untuk metode SRI yang membutuhkan bibit yang sedikit, tetapi juga dapat digunakan untuk tanam 2 -3 bibit per lubang tanam.

Tahapan Pembuatan Semaian Kering

a.  Persiapan Wadah Semai
Untuk wadah semai dapat menggunakan plastik/daun pisang/sak semen/nampan plastik/besek bambu atau keranjang. Jika menggunakan plastik, daun pisang atau sak semen maka dihamparkan di tanah. Kemudian semua bagian sisinya ditahan menggunakan batang kayu agar tanah yang digunakan untuk persemaian dapat ditahan dengan baik.

b.  Persiapan Media Semai
Media semai dapat menggunakan tanah dicampur pupuk organik dengan perbandingan 3:1. Pastikan pupuk organik yang digunakan benar - benar matang karena dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Cara mengecek pupuk organik matang atau tidak adalah dengan memasukan pupuk organik ember yang berisi air. kemudian tunggu sampai pupuk mengendap dan lihat, jika bening berarti pupuk organik matang dan siap digunakan. Kemudian media semai dimasukan ke dalam wadah semai dan diratakan.

c.  Persiapan Media Semai
Benih yang sudah direndam dan diperam disebar merata di permukaan media dengan kepadatan 0,6 - 0,7 kg/m2. Siram dengan air secukupnya. Kemudian tutup persemaian dengan karung plastik atau terpal atau daun pisang. 

d.  Pemeliharaan
Setelah benih tumbuh kira - kira 2 cm (4 hari setelah semai) penutup dibuka. Penyiraman dilakukan 2x sehari (melihat kondisi cuaca). Setelah tutup dibuka maka penyiraman dilakukan 1 hari sekali. Bibit siap ditanam sesuai metode tanam yang dipilih.

PERSEMAIAN KERING MENGGUNAKAN SAK SEMEN


e.  Pengangkutan dan Pencabutan
Bibit siap ditanam cukup dibawa dengan wadahnya jika menggunakan wadah selain daun pisang. Pencabutan benih tidak memerlukan banyak tenaga kerja.  



Sumber:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Teknologi Produksi Padi Sawah.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Teknologi Budidaya Padi.
Penerbit Kanisius. 2002. Budidaya Padi Sawah Tanpa Olah Tanah.
http://cybex.pertanian.go.id/materipenyuluhan/pembibitan/persemaian padi dengan cara basah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar