Penyakit hawar daun bakteri merupakan salah satu penyakit utama tanaman padi. Penyakit disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae
(Xoo). Patogen ini dapat menginfeksi tanaman padi pada semua fase
pertumbuhan tanaman dari mulai pesemaian sampai menjelang panen.
Penyebab
penyakit (patogen) menginfeksi tanaman padi melalui hidatoda pada tepi daun, luka pada daun, akar yang putus atau lobang alami berupa stomata dan merusak klorofil daun. Hal tersebut
menyebabkan menurunnya kemampuan tanaman untuk melakukan fotosintesis yang
apabila terjadi pada tanaman muda mengakibatkan mati dan pada tanaman fase
generatif mengakibatkan pengisian gabah menjadi kurang sempurna.
SUMBER DAN PENYEBARAN PENULARAN
Sumber penularan bakteri ini adalah benih, jerami, anakan padi yang terinfeksi dan gulma yang menjadi inang.
Penyebarannya melalui angin kencang, embun, air hujan dan air irigasi. Pada awal pagi hari terdapat lendir yang kemudian mengeras menjadi butiran kecil pada permukaan daun yang terinfeksi.Permukaan daun yang lembab melarutkan butiran - butiran tersebut sehingga sel - sel bakteri dapat menyebar dengan bebas.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN PENYAKIT
- Faktor lingkungan; Yang sangat berpengaruh terutama adalah kelembaban yang tinggi sangat memacu perkembangan penyakit ini. Oleh karena itu penyakit hawar daun bakteri sering timbul terutama pada musim hujan. Penggenangan sawah yang terus menerus juga dapat memicu perkembangannya.
- Pemupukan yang tidak berimbang; Pertanaman yang dipupuk Nitrogen dengan dosis tinggi tanpa diimbangi dengan pupuk Kalium menyebabkan tanaman menjadi lebih rentan terhadap penyakit hawar daun bakteri.
GEJALA DAN DAMPAK PENYAKIT
- GEJALA KRESEK; Terjadi bila serangan terjadi pada awal pertumbuhan, tanaman menjadi layu dan mati. Infeksi sistematik pada bibit dapat mengakibatkan seluruh daun atau tanaman mejadi layu kering.
- GEJALA HAWAR (BLIGHT); Terjadi bila serangan pada tanaman dewasa.
- Baik gejala kresek maupun hawar, gejala dimulai dari tepi daun mula - mula bernoda seperti garis -garis basah yang kemudian meluas dan berwarna keabu-abuan dan lama-lama daun menjadi kering. Kematian jaringan daun ini dimulai pada satu atau kedua tepi helai daun, selanjutnya meluas keseluruh permukaan daun. Pada varietas yang rentan, kematian dapat terjadi sampai pelepah daun, apalagi jika tanaman dipupuk dengan N dengan dosis tinggi. Bila serangan terjadi saat berbunga, proses pengisian gabah menjadi tidak sempurna, menyebabkan gabah tidak terisi penuh atau bahkan hampa. Pada kondisi seperti ini kehilangan hasil mencapai 50-70 persen.
PENGENDALIAN PENYAKIT
Pengendalian akan lebih berhasil jika dilakukan secara terpadu (PHT) yaitu dengan menggabungkan beberapa cara berikut ini.
- Menanam varietas padi yang tahan. Ini merupakan cara yang paling efektif, murah dan ramah lingkungan. Namun teknologi ini dihambat oleh adanya kemampuan bakteri patogen membentuk patotipe (strain) baru yang lebih virulen yang menyebabkan ketahanan varietas tidak mampu bertahan lama. Adanya kemampuan pathogen bakteri Xoo membentuk patotipe baru yang lebih virulen juga menyebabkan pergeseran dominasi patotipe pathogen ini terjadi dari waktu ke waktu. Hal ini menyebabkab varietas tahan disuatu saat tetapi rentan di saat yang lain dan tahan di suatu wilayah tetapi rentan di wilayah lain. Sehubungan dengan sifat -sifat yang demikian ini maka pemantauan dominasi dan komposisi patotipe bakteri Xoo di suatu ekosistem padi (spatial dan temporal) menjadi sangat diperlukan sebagai dasar penentuan penanaman varietas tahan di suatu wilayah. Peta penyebaran patotipe dapat digunakan sebagai dasar penentuan penanaman suatu varietas disuatu wilayah berdasarkan kesesuaian sifat tahan varietas terhadap patotipe yang ada di wilayah tersebut. Mengingat tahan terhadap patotipe tertentu bisa jadi tidak tahan (rentan) terhadap patotipe yang lain. Pada daerah yang dominan HDB patotipe III disarankan menanam varietas yang tahan terhadap patotipe III, daerah dominan patotipe IV disarankan menanam varietas tahan patotipe IV dan dominan patotipe VIII disarankan menanam varietas tahan patotipe VIII .
- Gunakan benih dan bibit sehat yang bebas dari patogen penyakit; Karena penyakit ini dapat menginfeksi gabah, maka hati - hati dalam memilih benih. Sangat tidak dianjurkan menanam benih yang sudah terinfeksi. Ini perlu ditekankan sebagai syarat untuk kelulusan uji sertifikasi benih. Bibit yang sudah menunjukan gejala kresek sebaiknya tidak ditanam.
- Cara Tanam; Sistem legowo sangat dianjurkan karena pertanaman tidak terlalu lembab dan sirkulasi udara lebih lancar. Jarak tanam juga tidak boleh terlalu rapat. Jarak tanam yang rapat selain menguntungkan bagi perkembangan patogen, juga mempermudah infeksi dan penularan antar tanaman. Jika air dapat diatur, maka dilakukan pengairan berselang (intermiten). Sistem tersebut akan mengurangi kelembaban disekitar kanopi pertanaman, mengurangi terjadinya embun dan air gutasi dan gesekan daun antar tanaman sebagai media penularan pathogen.
- Pemupukan; Gunakan pupuk secara berimbang. Pupuk Nitrogen berkorelasi positif dengan keparahan penyakit HDB. Artinya pertanaman yang dipupuk Nitrogen dengan dosis tinggi menyebabkan tanaman menjadi lebih rentan dan keparahan penyakit lebih tinggi. Jadi jangan memupuk N dalam dosis yang tinggi. Pupuk Kalium (K) dapat meningkatkan ketahanan terhadap penyakit ini.
- Sanitasi dan Pengomposan Jerami; Musnahkan sisa jerami, gulma dan inang lain yang berpenyakit karena patogen dapat bertahan. Jerami padi lebih baik dibuat kompos terlebih dahulu sebelum dikembalikan ke lahan sawah, karena patogen yang terdapat dalam jerami akan mati akibat panas yang dihasilkan dalam proses dekomposisi jerami menjadi kompos .
- Cara Kimiawi Dengan Menggunakan Bakterisida.
Sumber:
Ir. Idham Sakti Harahap,M.S dan DR. Budi Tjahjono, M.Agr. Seri Agritekno. Pengendalian Hama Penyakit Padi. Penebar Swadaya.
http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/info-teknologi/content/45-pengendalian-penyakit-kresek-dan-hawar-daun-bakteri
http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/info-teknologi/content/45-pengendalian-penyakit-kresek-dan-hawar-daun-bakteri