Minggu, 04 Februari 2018

TEKNIS PENGENDALIAN HAMA ULAT GRAYAK PADA TANAMAN PADI SECARA TERPADU




Ulat grayak sejak MT. Rendengan 2016 sudah mulai menyerang tanaman padi Desa Kebong di Kecamatan Kelam Permai. Ulat grayak biasa juga disebut ulat tentara (army worm) karena jika menyerang tanaman padi datang secara bergerombolan pada malam hari.
Serangan  hebat  terjadi  setelah  musim kemarau yang lama yang diikuti oleh musim hujan yang berat. Hal ini disebabkan musuh alami yang mati selama musim kering sehingga perkembangan populasi/jumlah ulat grayak pada musim hujan tidak ada yang menekan.

Gejala Serangan:    
  • Ulat (larva) muda ulat grayak hanya memakan daun mulai dari ujung sampai tepi 
  • Ulat (larva) yang lebih tua dapat memakan tulang daun dan memakan lebih banyak dibanding ulat 
  • Terkadang ulat grayak juga mematong pangkal batang semaian padi dan 
  • Ulat grayak lebih aktif pada musim hujan dan dapat memakan gulma rumput-rumputan, jagung, kedele, ubi jalar, tebu dll selain tanaman padi.



Cara Pengendalian:
Kunci dari keberhasilan pengendalian hama apapun adalah pengamatan awal.  Pengamatan dapat dilakukan dengan cara apabila ada kupu-kupu atau ngengat serta terlihat adanya telur seperti pada gambar.

a.    BUDIDAYA / KULTUR TEKNIK
  • Pembuatan bedeng persemaian agak jauh dari gulma rumput-rumputan untuk mencegah ulat grayak berpindah dari gulma ke persemaian 
  • Membersihkan semua gulma dan membajak seluruh sawah yang akan 
  • Lakukan penggenangan sawah baik dipersemaian maupun yang sudah ditanam jika sudah dijumpai ulat 
  • Penggenangan dilakukan agar ulat naik ke batang dan dilakukan penyemprotan pada malam hari, dengan cara ini hasilnya lebih efektif.

      


b.    HAYATI / ALAMI
-    Contoh musuh alami  yaitu pemangsa ulat (larva) berupa semut dan laba-laba memangsa imago (serangga dewasa), tabuhan parasit telur dan parasit ulat (larva).

c.    MEKANIS        
  • Pengendalian mekanis dilakukan jika ulat grayak belum banyak
  • Caranya dengan mengumpulkan ulat grayak kemudian dibunuh atau diberikan untuk pakan ternak/ikan
  • Bunuh telurnya jika ditemui. (Bentuk Telur dapat dilihat pada gambar).






 d.   KIMIAWI

  • Pengendalian dengan insektisida akan manjur ulat grayak masih kecil dan bila telah ditemukan rata-rata ≥ 2 ekor per rumpun
  • Pengamatan awal terhadap serangan hama tersebut maka dengan mudah kita bisa mengendalikannya. Maksudnya kalau ulat masih kecil (instar I sampai III) karena kulitnya masih tipis jadi masih mudah mati dengan insektisida kontak. Seperti Prevaton, Dharmafur 3 G, Dharmabas 500 EC, Kempo 400 SL, Pentacarb 500 EC, Pentacron 500 EC, Pentasip 30 EC,Pentatrin 20 EC, Posban 200 EC
  • Jika ulat grayak sudah besar biasanya sangat sulit dikendalikan dengan insektisida yang murah. Biasanya hanya mati jika disemprot dengan insektisida yang bekerja sebagai racun perut yang kuat seperti Larvin dan Poxim. 

  • Insektisida nabati untuk ulat yang masih kecil:
Bahan:
            Daun sirsak              50 lembar
            Daun tembakau       1 genggam
            Deterjen/sabun colek 20 gram
            Air                            20 Liter

Cara membuat:
Daun sirsak dan tembakau ditumbuk halus, kemudian dicampur dengan sabun dan air. Larutan diendapkan semalam. Keesokan harinya larutan disaring. Hasil saringan kemudian diencerkan dengan air lagi sebanyak 50 – 60 liter dan siap digunakan.

Cara pemakaian:       

  •    Semprotkan cairan insektisida tersebut pada tanaman yang terserang atau langsung ke ulat grayak
  •   Setelah siang sawah direndam maka malamnya kita harus melakukan pemantauan, Biasanya  ulat grayak akan keluar. kalau memungkinkan pada malam hari itu juga kita lakukan penyemprotan dengan insektisida

Sumber:
-           http://cybex.pertanian.go.id