Ulat
grayak sejak MT. Rendengan 2016 sudah mulai menyerang tanaman padi Desa Kebong di Kecamatan
Kelam Permai. Ulat grayak biasa juga
disebut ulat tentara (army worm) karena jika menyerang tanaman padi datang secara bergerombolan pada malam hari.
Serangan
hebat terjadi setelah
musim kemarau yang lama yang
diikuti oleh musim hujan yang berat. Hal ini disebabkan musuh alami yang mati
selama musim kering sehingga perkembangan populasi/jumlah ulat grayak pada
musim hujan tidak ada yang menekan.
Gejala Serangan:
- Ulat (larva) muda ulat grayak hanya memakan daun mulai dari ujung sampai tepi
- Ulat (larva) yang lebih tua dapat memakan tulang daun dan memakan lebih banyak dibanding ulat
- Terkadang ulat grayak juga mematong pangkal batang semaian padi dan
- Ulat grayak lebih aktif pada musim hujan dan dapat memakan gulma rumput-rumputan, jagung, kedele, ubi jalar, tebu dll selain tanaman padi.
Cara Pengendalian:
Kunci
dari keberhasilan pengendalian hama apapun adalah pengamatan
awal. Pengamatan dapat dilakukan dengan cara
apabila ada kupu-kupu atau ngengat serta terlihat adanya telur seperti pada
gambar.
a. BUDIDAYA / KULTUR TEKNIK
- Pembuatan bedeng persemaian agak jauh dari gulma rumput-rumputan untuk mencegah ulat grayak berpindah dari gulma ke persemaian
- Membersihkan semua gulma dan membajak seluruh sawah yang akan
- Lakukan penggenangan sawah baik dipersemaian maupun yang sudah ditanam jika sudah dijumpai ulat
- Penggenangan dilakukan agar ulat naik ke batang dan dilakukan penyemprotan pada malam hari, dengan cara ini hasilnya lebih efektif.
b. HAYATI / ALAMI
- Contoh musuh alami yaitu
pemangsa ulat (larva) berupa semut dan laba-laba memangsa imago (serangga
dewasa), tabuhan parasit telur dan parasit ulat (larva).
c. MEKANIS
- Pengendalian mekanis dilakukan jika ulat grayak belum banyak
- Caranya dengan mengumpulkan ulat grayak kemudian dibunuh atau diberikan untuk pakan ternak/ikan
- Bunuh telurnya jika ditemui. (Bentuk Telur dapat dilihat pada gambar).
d. KIMIAWI
- Pengendalian dengan insektisida akan manjur ulat grayak masih kecil dan bila telah ditemukan rata-rata ≥ 2 ekor per rumpun
- Pengamatan awal terhadap serangan hama tersebut maka dengan mudah kita bisa mengendalikannya. Maksudnya kalau ulat masih kecil (instar I sampai III) karena kulitnya masih tipis jadi masih mudah mati dengan insektisida kontak. Seperti Prevaton, Dharmafur 3 G, Dharmabas 500 EC, Kempo 400 SL, Pentacarb 500 EC, Pentacron 500 EC, Pentasip 30 EC,Pentatrin 20 EC, Posban 200 EC
- Jika ulat grayak sudah besar biasanya sangat sulit dikendalikan dengan insektisida yang murah. Biasanya hanya mati jika disemprot dengan insektisida yang bekerja sebagai racun perut yang kuat seperti Larvin dan Poxim.
- Insektisida nabati untuk ulat yang masih kecil:
Bahan:
Daun
sirsak 50 lembar
Daun
tembakau 1 genggam
Deterjen/sabun
colek 20 gram
Air 20 Liter
Cara membuat:
Daun sirsak dan tembakau ditumbuk halus, kemudian
dicampur dengan sabun dan air. Larutan diendapkan semalam. Keesokan harinya
larutan disaring. Hasil saringan kemudian diencerkan dengan air lagi sebanyak
50 – 60 liter dan siap digunakan.
Cara pemakaian:
- Semprotkan cairan insektisida tersebut pada tanaman yang terserang atau langsung ke ulat grayak
- Setelah siang sawah direndam maka malamnya kita harus melakukan pemantauan, Biasanya ulat grayak akan keluar. kalau memungkinkan pada malam hari itu juga kita lakukan penyemprotan dengan insektisida
Sumber:
-
http://cybex.pertanian.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar