Senin, 30 November 2020

ECO ENZYME: CARA MEMBUAT DAN MANFAATNYA DI BIDANG PERTANIAN

 

MENGENAL ECO ENZYME (EE)


ECO ENZYME (EE) pertama kali ditemukan dan dikembangkan di negara Thailand oleh  Dr. Rosukan Poompanvong pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand yang aktif pada riset mengenai enzim selama lebih dari 30 tahun.  Atas penemuannya tersebut menerima penghargaan dari FAO PBB.

 

Adalah Dr. Joean OonDirector of the Centre for Naturopathy and Protection of Families in Penang (Malaysia), kemudian membantu untuk menyebar luaskan segudang manfaat dari Eco-enzyme ini.

EE merupakan larutan zat organik kompleks yang diproduksi dari proses fermentasi sisa organik, gula, dan air. Cairan EE ini berwarna coklat gelap (bisa juga berwarna merah dan kuning tergantung bahan pembuatnya yang dominan) dan memiliki aroma yang asam/segar yang kuat. Uniknya jika dibuat dari bahan organik yang memiliki aroma wangi seperti kulit jeruk, nanas, bunga yang wangi, daun pandan dll maka aroma wanginya akan tercium dengan jelas.

 

Prinsip proses pembuatan EE ini sendiri sebenarnya agak mirip dengan proses pembuatan POC lainnya. Keistimewaan EE dibanding  POC biasa,  seperti yang sudah dijelaskan diatas memiliki bau aroma yang wangi segar dan memiliki manfaat multi fungsi. Berikut ini adalah alasan lain kenapa kita perlu mempertimbangkan untuk membuat EE  :

 

1.       Mengurangi sampah rumah tangga

EE dibuat dengan memanfaatkan sampah organik disekitar kita sehingga mengurangi beban TPA. DAripada hanya terbuang secara percuma, maka tidak ada salahnya menjadikan sisa-sisa buah atau sayuran di dapur menjadi EE  yang banyak manfaatnya.Dengan membuat Eco-Enzyme, kita telah berpartisipasi menyelamatkan bumi dengan mengurangi beban Bumi sekaligus menerapkan gaya hidup minim kimia sintetis untuk membantu melestarikan lingkungan dan gaya hidup sehat

 

2.       Hemat

Mengubah sampah dapur menjadi pembersih rumah tangga alami, pupuk, pestisida sehingga dapat menghemat uang.

 

3.       Mengurangi polusi 

Gas metana yang dikeluarkan dari proses pembusukan sampah yang dibuang dapat memerangkap 21x lebih banyak panas daripada CO2, memperburuk pemanasan global

 

4.       Air purify 

Membersihkan udara dari racun, polusi dan menghilangkan bau, sehingga dapat meningkatkan kualitas udara yang kita hirup

 

 

5.        Meningkatkan kualitas air

Membersihkan air yang tercemar dimana menurut Dr. Joean Oon,  1 liter cairan eco enzyme dapat membersihkan sungai yang tercemar sampai 1000 liter

 

6.        Meningkatkan kualitas tanah

Dengan menyemprotkan ke tanah dapat memperbaiki kesuburannya dan meminimalisir residu kimia akibat praktek-praktek pemanfaatan lahan yang tidak ramah lingkungan

 

7.        Banyak manfaatnya

Dapat digunakan sebagai pembersih rumah tangga, insektisida, antiseptik, perawatan tubuh, pupuk dll

 

 

Adapun manfaat EE di bidang pertanian adalah sebagai berikut:

1.       Sebagai pupuk dan hormon alami tanaman

Menurut DR. Rosukon poompanvong penemu EE, bahwa EE dapat mengubah amonia menjadi nitrat (N03), hormon alami dan nutrisi untuk tanaman. Dengan demikian dapat meningkatkan produktivitas.

 

2.       Sebagai pestisida nabati

EE dapat digunakan sebagai pestisida hayati pada tanaman, terlebih jika bahan pembuatannya berupa bahan pestisida nabati seperti serai, lengkuas, daun sirsak dll.

EE juga dapat menjadi alternatif pestisida nabati untuk hama gudang yang memakan gabah.

 

3.       Mengurangi residu kimia pada produk pertanian

EE dapat menurunkan residu kimia yang terkandung dalam sayuran dan buah dengan cara merendamnya dalam larutan EE ( 2 sendok makan + 1 liter air bersih) selama 45 menit.

EE dapat digunakan menyemprot lahan yang tercemar residu kimia dari pupuk dan pestisida kimia.



CARA MEMBUAT ECO ENZYME (EE)

EE sangat mudah dibuat dan tidak memerlukan keterampilan khusus. EE tidak membutuhkan wadah khusus. Botol-botol bekas, jerigen, tong, ember, toples, kantong bekas minyak goreng dan lain - lain  dapat dimanfaatkan kembali sebagai tangki fermentasi eco-enzyme. Hal ini juga mendukung pemanfaatan barang bekas untuk  menyelamatkan lingkungan.

Yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan pembuatan EE adalah:

1.   Gunakan wadah wajib berbahan plastik. Jangan menggunakan kaca karena rentan pecah, karena proses fermentasi menghasilkan gas sehingga rentan/mudah pecah

2.      Semua bahan organik dari tumbuhan bisa digunakan, tetapi tidak boleh bahan organik yang  sudah di masak (sayuran/buah yang direbus, digoreng, ditumis dll) serta tidak boleh menggunakan buah/sayuran yang sudah busuk, berjamur/berulat

3.     Bahan organik baik itu sisa sayuran, buahan atau sisa tumbuhan lainnya dalam  1 wadah EE harus menggunakan paling sedikit (minimal) 5 jenis. Semakin banyak jenisnya dalam 1 wadah EE semakin bagus karena semakin kaya enzimnya

4.        Jangan gunakan gula pasir. Gunakan molase atau gula aren, gula kelapa atau gula lainnya

5.    Gunakan air sumur, air buangan AC, air galon isi ulang (jika tujuannya untuk perawatan tubuh), air hujan  yang melalui pipa/genteng dan air PAM diendapkan minimal 24 jam. Pada air PAM bertujuan mengendapkan kaporit

6.      Untuk membuat EE aromatik yang wangi gunakan salah satu bahan organiknya yang wangi seperti kulit jeruk, daun jeruk purut, serai biasa dan serai wangi, bunga yang wangi, daun pandan, kenikir, kemangi, kulit lengkeng dan lain – lain

7.    Wadah  diletakkan ditempat teduh, tidak terkena sinar matahari, memiliki sirkulasi udara yang baik, jauh dari Wi-Fi, WC, tempat sampah, bahan-bahan kimia.


MEMBUAT EKO ENZIM

Bahan:

Rumus takaran bahan untuk membuat EE sudah baku yaitu 3 : 1 : 10 maksudnya yaitu:

-          Sisa sayuran/buah/tumbuhan lain minimal 5 jenis    :          3 bagian

-          Gula merah                                                                      :    1 bagian

-          Air                                                                                    :    10 Bagian

 

Contohnya jika akan membuat EE dari bahan organik sebanyak 3 kg, maka gula merah yang dibutuhkan adalah sebanyak 1 kg dan air sebanyak 10 liter.

 

Cara Membuat:

  •  Bersihkan wadah dari bahan kimia dan sisa sabun
  • Ukur wadah lalu masukkan air sebanyak 60% dari volume wadah, agar nantinya tersisa rongga udara dalam wadah
  • Masukkan gula yang sudah diiris kemudian remas-remas agar larut
  • Potong atau cacah kecil-kecil buah dan sayuran

Bahan Organik (minimal 5 jenis) Dicacah. Sisakan Rongga Udara Dalam Wadah

  • Tutup rapat wadahnya agar tidak ada udara masuk. Jika tidak rapat dapat membuat EE berbau busuk, berulat dan berjamur hitam.

Wadah Harus Ditutup Rapat. Letakkan Ditempat Teduh


  • Beri label tanggal pembuatan dan tanggal panen agar tidak lupa
  • Selama 1 minggu pertama, buka tutup untuk membuang gas. Jika menggunakan botol, harus membuka tutupnya dari waktu ke waktu. Perlu melonggarkan tutupnya untuk melepaskan gas. Kendurkan perlahan-lahan, maka Anda akan mendengar suara seperti gas/soda. Kemudian tutup rapat kembali.
  • Pada Hari ke 7 aduk atau sambil diremas –remas bahan organiknya. Jika gas  bisa keluar dengan sendirinya dengan memakai selang ataupun balon maka tidak perlu buka tutup.
  • Aduk lagi di hari ke 30, jangan lupa tutup rapat kembali



Aduk Lagi Pada Umur 30 Hari. Tutup Rapat Kembali

  • Pada hari ke 90 EE dapat dipanen. Pisahkan cairan dengan ampasnya. Ampas jangan dibuang Karena masih dapat dimanfaatkan lagi untuk kompos atau di haluskan menggunakan blender untuk dituangkan ke WC.
  • Cairan EE yang sudah dipanen dapat disimpan dalam botol, toples atau jerigen dalam kondisi tertutup rapat
  • Simpan EE jika tidak digunakan simpan ditempat didalam ruangan
  • EE yang disimpan dan belun digunakan tahan selama bertahun-tahun bahkan 10 atau 20 tahun. Semakin lama periode penyimpanan, semakin kecil molekulnya, karena campuran terus berfermentasi dan terurai. Ketika molekul semakin kecil, itu akan memiliki penetrasi yang lebih baik.


Cara Aplikasi:

  • EE cocok digunakan pada semua tanaman, baik tanaman padi palawija, hortikultura dan perkebunan
  • Jika digunakan sebagai pupuk organik dosisnya tidak boleh banyak. Jika terlampau banyak akan menyebabkan tanaman terbakar hati-hati jika tidak ingin tanaman mati akibat kadar asamnya yang tinggi. Tetapi dengan dosis yang tepat dapat menyuburkan tanaman dan meningkatkan hasil panen
  • EE sebelum digunakan harus diencerkan terlebih dahulu dengan air. Untuk dosisnya sebagai berikut:

Ø   Sebagai pupuk tanaman: 1 : 1.000 (1 cc EE  + 1 liter air). Cara pemberiannya dapat disemprotkan ke tanaman ataupun ke lahan atau media tanam setiap 7 hari sekali. Pemberian dilakukan pada sore hari.

 

Ø   Sebagai Pestisida: 1 : 1000. Disemprotkan pada pagi atau sore hari



Ayo sayangi bumi dengan membuat eco enzyme...





Sumber:

Eco Enzyme Nusantara. Bersama Kita Bisa. Modul Belajar Eco Enzyme


https://maitreyawira.ac.id/content/pendidikan/78-eco-enzyme-dan-pencapaiannya-yang-luar-biasa-dalam-bidang-pertanian-


https://www.agronasa.com/apa-itu-eco-enzyme/


https://www.usu.ac.id/id/2422-eco-enzyme-sebagai-pupuk-organik-cair-tingkatkan-produksi-padi-organik-dan-desinfektan.html


https://zerowaste.id/zero-waste-lifestyle/eco-enzyme/#:~:text=Apa%20itu%20Eco%20Enzyme%3F,tong%20sampah%20sebagai%20pembersih%20organik.



Jumat, 06 November 2020

KERACUNAN BESI (Fe) PADA TANAMAN PADI

 Besi (Fe) merupakan salah satu unsur hara esensial  mikro dimana dibutuhkan dalam jumlah kecil bagi semua tanaman. Besi (Fe) mempunyai peranan penting dalam proses biologi seperti fotosintesis, pengembangan kloroplas, dan biosintesa protein. Namun zat besi ini tidak boleh berlebihan atau kekurangan karena sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman.

Menurut Prof. Dr. Masganti dalam Webinar Intensifikasi Pertanian Berkelanjutan Dalam Budidaya Padi di Lahan Rawa, keracunan zat besi ini bisa membuat tanaman padi pertumbuhannya terhambat sehingga menurunkan produktivitasnya antara 30% sampai 90 persen. Semua itu tergantung pada kualitas ketahanan varietas padi tersebut, fase keracunannya hingga usia dari pertanaman.

Keracunan besi paling tinggi terjadi pada musim kemarau karena terjadi pemasaman air yang tinggi sebagai akibat dari reduksi air yang rendah dan remineralisasi kandungan fe karena oksidasi yang rendah.

 

Penyebab Keracunan Besi (Fe)

Penyebab padi keracunan besi karena beberapa faktor yaitu:

  •  Keracunan besi ini terjadi di lahan sawah maupun lahan rawa yang biasanya terjadi pada tanah masam (pH rendah) sehingga kekurangan atau terjadi ketidakseimbangan unsur hara dalam tanah
  • Kandungan konsentrasi zat besi tersebut di dalam tanah yang tinggi
  • Sistem pembuangan air (drainase) yang jelek
  •  Kandungan karbon organik (pupuk organik) yang diberikan ke lahan  belum matang


Gejala Keracunan Besi (Fe)

  • Gejala keracunan besi ini nampak setelah 3-4 minggu setelah tanam dan    8-9 minggu setelah tanam
  • Dimulai dari daun padi yang tua yang memperlihatkan bercak – bercak kecil (titik-tik kecil) warna coklat kemerah-merahan, oranye atau kuning kecoklatan sering disebut bronzing pada semua fase mulai dari tanaman muda hingga berhenti beranak (fase vegetatif) sampai padi mulai bunting  hingga gabah matang (fase generatif). Sistem perakarannya jarang dan sedikit, kasar, pendek dan berwarna coklat gelap atau membusuk.
  • Pada fase vegetatif tanaman yang keracunan dicirikan dengan kering dan tinggi yang tidak normal. Bobot kering tanaman juga menurun dan anakan yang jauh berkurang serta klorofil yang sedikit sehingga penampilan tanaman menjadi jelek.
  • Pada fase generatif  malai berkurang, bobot biji menurun dan kematangan tertunda sehingga pemeliharaan lebih lama dan merugikan petani karena harus mengeluarkan biaya ekstra," jelas Prof. Masganti.



Gejala Keracunan Besi (Fe)


 

Strategi Pencegahan dan Mengatasi  Keracunan Besi (Fe)

  • Ø  Apabila ingin bertanam padi di lahan rawa, lakukan waktu tanam setelah 2 minggu lahan digenangi agar konsentrasi besi (Fe) rendah
  • Ø  Berikan pupuk K,P, Ca tambahan Umumnya keracunan zat besi karena dipicu kekurangan zat hara yaitu kalsium, fosfat dan kalium. pemberian pupuk Kalium harus bertahap dilakukan yaitu pada umur 4 minggu kemudian diulang di umur 7 atau 8 minggu
  • Ø  Cara ameliorasi yaitu upaya pembenahan kesuburan lahan melalui penambahan bahan-bahan tertentu, seperti bahan organik yang sudah matang (kompos/pupuk kandang dll) dan pengapuran. Boleh kombinasi dari keduanya.  Kapur lebih bagus untuk menurunkan kadar Fe di tanah. Campurkan kapur di lapisan tanah atas untuk menaikkan pH tanah
  • Ø  Lakukan drainase tengah musim untuk membuang besi (Fe2+) yang terakumulasi. Di pertengahan pembentukan anakan (25-30 hst/HSS) keluarkan air dari lahan, jangan digenangi namun tetap lembab selama sekitar 7-10 hari untuk memperbaiki pasokan oksigen selama pembentukan anakan.
  • Ø  Sistem Irigasi Berselang (Intermittent). Irigasinya diseling, satu minggu atau dua minggu dimasukkan airnya kemudian dikeringkan.
  • Ø  Buat parit selebar dan sedalam mata cangkul di dalam dan mengelilingi pematang sawah

 

 

Sumber:

https://tabloidsinartani.com/detail//indeks/pangan/13226-Bagaimana-Ciri-Padi-Keracunan-Zat-Besi.

 

https://tabloidsinartani.com/detail/indeks/tekno-lingkungan/13221-Lakukan-Ini-Hindarkan-Padi-Keracunan-Besi-di-Lahan-Rawa