Besi (Fe) merupakan salah satu unsur hara esensial mikro dimana dibutuhkan dalam jumlah kecil bagi semua tanaman. Besi (Fe) mempunyai peranan penting dalam proses biologi seperti fotosintesis, pengembangan kloroplas, dan biosintesa protein. Namun zat besi ini tidak boleh berlebihan atau kekurangan karena sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman.
Menurut Prof. Dr. Masganti
dalam Webinar Intensifikasi
Pertanian Berkelanjutan Dalam Budidaya Padi di Lahan Rawa, keracunan zat besi ini
bisa membuat tanaman padi pertumbuhannya terhambat sehingga menurunkan
produktivitasnya antara 30% sampai 90 persen. Semua itu tergantung pada
kualitas ketahanan varietas padi tersebut, fase keracunannya hingga usia dari
pertanaman.
Keracunan besi paling
tinggi terjadi pada musim kemarau karena terjadi pemasaman air yang tinggi
sebagai akibat dari reduksi air yang rendah dan remineralisasi
kandungan fe karena oksidasi yang rendah.
Penyebab Keracunan Besi (Fe)
Penyebab padi keracunan besi karena beberapa faktor
yaitu:
- Keracunan besi ini terjadi di lahan sawah maupun lahan rawa yang biasanya terjadi pada tanah masam (pH rendah) sehingga kekurangan atau terjadi ketidakseimbangan unsur hara dalam tanah
- Kandungan konsentrasi zat besi tersebut di dalam tanah yang
tinggi
- Sistem pembuangan air (drainase) yang jelek
- Kandungan karbon organik (pupuk organik) yang diberikan ke lahan belum matang
Gejala Keracunan Besi (Fe)
- Gejala keracunan besi ini nampak setelah 3-4 minggu setelah tanam dan 8-9 minggu setelah tanam
- Dimulai dari daun padi yang tua yang memperlihatkan bercak – bercak kecil (titik-tik kecil) warna coklat kemerah-merahan, oranye atau kuning kecoklatan sering disebut bronzing pada semua fase mulai dari tanaman muda hingga berhenti beranak (fase vegetatif) sampai padi mulai bunting hingga gabah matang (fase generatif). Sistem perakarannya jarang dan sedikit, kasar, pendek dan berwarna coklat gelap atau membusuk.
- Pada fase vegetatif tanaman yang keracunan dicirikan dengan kering dan tinggi yang tidak normal. Bobot kering tanaman juga menurun dan anakan yang jauh berkurang serta klorofil yang sedikit sehingga penampilan tanaman menjadi jelek.
- Pada fase generatif malai berkurang, bobot biji menurun dan kematangan tertunda sehingga pemeliharaan lebih lama dan merugikan petani karena harus mengeluarkan biaya ekstra," jelas Prof. Masganti.
Strategi Pencegahan dan Mengatasi Keracunan Besi (Fe)
- Ø Apabila ingin bertanam padi di lahan rawa, lakukan waktu tanam setelah 2 minggu lahan digenangi agar konsentrasi besi (Fe) rendah
- Ø Berikan pupuk K,P, Ca tambahan Umumnya keracunan zat besi karena dipicu kekurangan zat hara yaitu kalsium, fosfat dan kalium. pemberian pupuk Kalium harus bertahap dilakukan yaitu pada umur 4 minggu kemudian diulang di umur 7 atau 8 minggu
- Ø
Cara ameliorasi yaitu upaya
pembenahan kesuburan lahan melalui penambahan bahan-bahan tertentu, seperti
bahan organik yang sudah matang (kompos/pupuk
kandang dll) dan pengapuran. Boleh kombinasi dari keduanya. Kapur lebih bagus untuk menurunkan
kadar Fe di
tanah. Campurkan kapur di lapisan tanah atas untuk menaikkan pH tanah
- Ø
Lakukan drainase tengah
musim untuk membuang besi (Fe2+) yang terakumulasi. Di pertengahan pembentukan anakan (25-30
hst/HSS) keluarkan air dari lahan, jangan digenangi namun tetap lembab selama
sekitar 7-10 hari untuk memperbaiki pasokan oksigen selama pembentukan anakan.
- Ø Sistem Irigasi Berselang (Intermittent). Irigasinya diseling, satu minggu atau dua minggu dimasukkan airnya kemudian dikeringkan.
- Ø Buat parit selebar dan sedalam mata cangkul di dalam dan mengelilingi pematang sawah
Sumber:
https://tabloidsinartani.com/detail//indeks/pangan/13226-Bagaimana-Ciri-Padi-Keracunan-Zat-Besi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar