Gulma pada tanaman padi selalu menjadi masalah karena
mengganggu tanaman padi, akan tetapi sering kali petani terlambat dalam
melakukan pengendalian gulma. Gulma adalah salah satu kendala utama dalam
memperoleh hasil yang tinggi dalam budidaya padi sawah. Persaingan gulma dengan
padi dalam stadia pertumbuhan hingga masa pematangan sangat besar sekali
pengaruhnya terhadap penurunan hasil panen.
Gulma dapat menurunkan hasil panen karena adanya persaingan
antara gulma itu sendiri dengan padi yaitu dalam hal pengambilan unsur hara,
air dan cahaya serta berpotensi sebagai inang bagi hama/penyakit. Dengan
membiarkan gulma tumbuh tanpa dikendalikan, jelas kerugian akan petani dapatkan
termasuk kerugian akibat peledakan hama dan penyakit.
Penyebaran
gulma dapat terjadi melalui :
1. Melalui benih yang terkontaminasi dengan biji gulma.
2. Perantara hewan yang membawa biji pada saluran pencernakan atau bulu dan kotoran.
3. Melalui pupuk kandang yang kurang matang.
4. Melalui sisa tanaman pada waktu panen, khususnya yang dilakukan dengan mesin.
5. Penyebaran melalui angin.
6. Penyebaran melalui air irigasi.
1. Melalui benih yang terkontaminasi dengan biji gulma.
2. Perantara hewan yang membawa biji pada saluran pencernakan atau bulu dan kotoran.
3. Melalui pupuk kandang yang kurang matang.
4. Melalui sisa tanaman pada waktu panen, khususnya yang dilakukan dengan mesin.
5. Penyebaran melalui angin.
6. Penyebaran melalui air irigasi.
Gulma
secara umum dapat dibedakan 3 golongan yaitu :
1. Golongan
Rumput ( Grasses ).
Rumput
pada umumnya berdaun panjang, lurus , urat- urat daunnya sejajar batangnya
bulat dan berongga contohnya al : Echinochloa colonum ( L ) Link. Jejagoan
leutik ( sunda ), Tuton ( Jawa ) Echinochloa
erusgalli ( P ) Beauv. Jajagoan ,Gagajahan ( sunda ), Jawan.( jawa).
2. Golongan
Teki ( Sedges )
Tumbuhan ini hampir serupa dengan rumput, bedanya adalah daunnya
berjajar tiga dan batang nya berbentuk segi tiga serta tidak berongga.
Kerapkali mempunyai
rhizoma ( akar tinggal ), yang
berbeda - beda bentuknya sesuai dengan fungsinya, yakni untuk penyimpanan
makanan dan untuk pembiakan . Contohnya : . Cyperus difformis L. Jakut
papayungan ( sunda ) Welut ( jawa) . Fimbristylis miliaecae Wahl (
F. littoralis Gaudich) Tumbaran ( Jawa )
3. Golongan
Berdaun lebar ( broad leaves )
Tumbuhan ini pada umumnya berdaun lebar contohnya :
Marsilea crenata Prest. Semanggi ( sunda ) Semanggen ( Jawa )Monochoria vaginalis ( Burm .f ) Presl. Enceng lembut ( sunda ), Bengok ( Jawa )
Marsilea crenata Prest. Semanggi ( sunda ) Semanggen ( Jawa )Monochoria vaginalis ( Burm .f ) Presl. Enceng lembut ( sunda ), Bengok ( Jawa )
Pada
lahan yang terus menerus tergenang maka gulma yang paling banyak dijumpai yaitu
adalah gulma air seperti eceng, semanggi, jajagoan dan jujuluk.
Beberapa cara pengendalian gulma adalah sebagai berikut:
A. Pengendalian Langsung
1.
Manual
Pengendalian dilakukan dari
tanam sampai < umur tanaman (± 40 hari) dengan tangan tanpa menggunakan
alat bantu kerja. Biasanya rumput dicabut dengan tangan lalu dibenamkan dalam
lumpur. Untuk jenis gulma yang tidak mati dengan pembenaman dikumpulkan dan
dijemur di pematang sawah hingga kering baru dibenamkan. Cara ini terbukti
efektif, karena dapat mengendalikan gulma yang berdekatan ataupun dalam rumpun
tanaman padi. Kelemahan pengendalian gula dengan cara ini adalah memerlukan
banyak tenaga kerja.
2. Mekanis
Pengendalian dilakukan
dengan alat bantu kerja yang berupa gasrok atau landak. Cara pengendalian ini
cukup efektif dan cepat, tetapi tidak mampu mengendalikan gulma yang tumbuh
berdekatan maupun di dalam rumpun tanaman padi. Hasil penelitian pada PTT
menunjukkan bahwa penyiangan dengan cara ini cukup efektif dan bahkan mampu
memperbaiki pertumbuhan tanaman. Akar rambut yang tua dirusak oleh alat
penyiang sehingga merangsang pertumbuhan akar rambut baru. Akar rambut baru
tersebut dapat menyerap usur hara lebih efisien dari dalam tanah.
B. Kultur
teknis
1. Pergiliran Tanaman
Pergiliran tanaman bertujuan
untuk mengatur dan menekan populasi gulma dalam ambang yang tidak membahayakan.
Dengan pergiliran tanaman, kondisi mikroklimat akan dapat berubah-ubah,
sehingga gulma hidupnya tidak senyaman sebelumnya.
2. Budidaya pertanaman
Pada budidaya padi
pengolahan tanah, penggunaan benih yang murni (bebas dari benih
gulma), sistem pengairan, dan varietas padi mempunyai peran dalam mengendalikan gulma secara tidak
langsung.
C. Biologis
Anak itik yang dibiarkan
beberapa hari di lapangan dapat menggantikan cara pengendalian gulma dengan
tangan pada padi sawah.
D. Kimiawi
Penggunaan herbisida ataupun
zat kimia lain untuk membasmi gulma di lahan persawahan harus dilakukan secara hati-hati dan
bijaksana dengan memenuhi 6 (enam) tepat, yaitu:
- Tepat mutu
- Tepat waktu
- Tepat sasaran
- Tepat takaran.
- Tepat konsentrasi
- Tepat cara aplikasinya
Selain itu, harus pula
mempertimbangkan efisiensi, efektivitas, dan aman bagi lingkungan. Untuk itu,
herbisida dapat dikelompokkan berdasarkan cara kerjanya (kontak atau
sistemik), selektivitasnya (selektif atau tidak selektif), dan waktu
aplikasinya (pra-tumbuh atau pasca-tumbuh).
Kadang-kadang herbisida itu juga dapat mengenai padi,
sehingga daun padi akan menguning untuk sementara sebelum sembuh kembali
setelah diberi pupuk susulan.
Setiap tanaman mempunyai periode kritis dalam
persingannya dengan gulma. Hal ini dapat ditentukan berdasarkan fase
pertumbuhan tanaman tersebut yang umumnya periode kritis tersebut sejak tanaman
tumbuh hingga sepertiga pertama dari siklus hidup tanaman. Pada padi,periode
kritis persaingan dengan gulma hinga tanaman berumur 40 hari pertama dari
siklusnya. Penggunaan herbisida sebaiknya lebih banyak dilakukan di periode
kritis tersebut.
Terdapat dua tipe herbisida menurut aplikasinya:
herbisida pratumbuh (preemergence herbicide) dengan cara disebarkan pada lahan
setelah diolah namun sebelum benih ditebar (atau segera setelah benih ditebar).
Biasanya herbisida jenis ini bersifat nonselektif yang berarti membunuh semua
tumbuhan yang ada. Jenis herbisida lainnya adalah herbisida pascatumbuh
(postemergence herbicide) yang diberikan setelah benih memunculkan daun
pertamanya. Herbisida jenis ini harus selektif, dalam arti tidak mengganggu
tumbuhan pokoknya.
Jenis gulma rumput adalah spesies yang sulit
dikendalikan dikarenakan mempunyai sifat yang hampir sama dengan tanaman padi.
Herbisida dengan bahan aktif butaklor, oksadiason, klometoksinil, pretilaktor
dan kuinklorak diyakini mampu mengendalikan gulma rumput. Herbisida fenoksi
efektif mengendalikan gulma berdaun lebar dan teki.
Sumber:
http://cybex.pertanian.go.id/materipenyuluhan/detail/10251/cara-pengendalian-gulma-tanaman-padi-sawah