Jumat, 22 April 2022

PENGENDALIAN GULMA PADI SAWAH


Gulma pada tanaman padi selalu menjadi masalah karena mengganggu tanaman padi, akan tetapi sering kali petani terlambat dalam melakukan pengendalian gulma. Gulma adalah salah satu kendala utama dalam memperoleh hasil yang tinggi dalam budidaya padi sawah. Persaingan gulma dengan padi dalam stadia pertumbuhan hingga masa pematangan sangat besar sekali pengaruhnya terhadap penurunan hasil panen.
Gulma dapat menurunkan hasil panen karena adanya persaingan antara gulma itu sendiri dengan padi yaitu dalam hal pengambilan unsur hara, air dan cahaya serta berpotensi sebagai inang bagi hama/penyakit. Dengan membiarkan gulma tumbuh tanpa dikendalikan, jelas kerugian akan petani dapatkan termasuk kerugian akibat peledakan hama dan penyakit.

Penyebaran gulma dapat terjadi melalui :
1. Melalui benih yang terkontaminasi dengan biji gulma.
2. Perantara hewan yang membawa biji pada saluran pencernakan atau bulu dan kotoran.
3. Melalui pupuk kandang yang kurang matang.
4. Melalui sisa tanaman pada waktu panen, khususnya yang dilakukan dengan mesin.
5. Penyebaran melalui angin.
6. Penyebaran melalui air irigasi.

Gulma secara umum dapat dibedakan 3 golongan yaitu :
1.       Golongan Rumput ( Grasses ).
Rumput pada umumnya berdaun panjang, lurus , urat- urat daunnya sejajar batangnya bulat dan berongga contohnya al : Echinochloa colonum ( L ) Link. Jejagoan leutik      ( sunda ), Tuton ( Jawa ) Echinochloa erusgalli ( P ) Beauv. Jajagoan ,Gagajahan ( sunda ), Jawan.( jawa).
2.       Golongan Teki ( Sedges )
Tumbuhan ini hampir serupa dengan rumput, bedanya adalah daunnya berjajar tiga dan batang nya berbentuk segi tiga serta tidak berongga. Kerapkali mempunyai rhizoma     (   akar tinggal ), yang berbeda - beda bentuknya sesuai dengan fungsinya, yakni untuk penyimpanan makanan dan untuk pembiakan . Contohnya : . Cyperus difformis L. Jakut papayungan ( sunda ) Welut  ( jawa) . Fimbristylis miliaecae Wahl ( F. littoralis Gaudich) Tumbaran ( Jawa )

3.       Golongan Berdaun lebar ( broad leaves )
Tumbuhan ini pada umumnya berdaun lebar contohnya :
Marsilea crenata Prest. Semanggi ( sunda ) Semanggen   ( Jawa )Monochoria vaginalis ( Burm .f ) Presl. Enceng lembut ( sunda ), Bengok ( Jawa )

Pada lahan yang terus menerus tergenang maka gulma yang paling banyak dijumpai yaitu adalah gulma air seperti eceng, semanggi, jajagoan dan jujuluk.

Beberapa cara pengendalian gulma adalah sebagai berikut:
A.      Pengendalian Langsung
1.        Manual
Pengendalian dilakukan dari tanam sampai < umur tanaman (± 40 hari) dengan tangan tanpa menggunakan alat bantu kerja. Biasanya rumput dicabut dengan tangan lalu dibenamkan dalam lumpur. Untuk jenis gulma yang tidak mati dengan pembenaman dikumpulkan dan dijemur di pematang sawah hingga kering baru dibenamkan. Cara ini terbukti efektif, karena dapat mengendalikan gulma yang berdekatan ataupun dalam rumpun tanaman padi. Kelemahan pengendalian gula dengan cara ini adalah memerlukan banyak tenaga kerja.
2. Mekanis
Pengendalian dilakukan dengan alat bantu kerja yang berupa gasrok atau landak. Cara pengendalian ini cukup efektif dan cepat, tetapi tidak mampu mengendalikan gulma yang tumbuh berdekatan maupun di dalam rumpun tanaman padi. Hasil penelitian pada PTT menunjukkan bahwa penyiangan dengan cara ini cukup efektif dan bahkan mampu memperbaiki pertumbuhan tanaman. Akar rambut yang tua dirusak oleh alat penyiang sehingga merangsang pertumbuhan akar rambut baru. Akar rambut baru tersebut dapat menyerap usur hara lebih efisien dari dalam tanah.


B.      Kultur teknis
1.     Pergiliran Tanaman
Pergiliran tanaman bertujuan untuk mengatur dan menekan populasi gulma dalam ambang yang tidak membahayakan. Dengan pergiliran tanaman, kondisi mikroklimat akan dapat berubah-ubah, sehingga gulma hidupnya tidak senyaman sebelumnya.
2.    Budidaya pertanaman
Pada budidaya padi pengolahan tanah, penggunaan benih yang murni (bebas dari benih gulma), sistem pengairan, dan varietas padi mempunyai peran dalam mengendalikan gulma secara tidak langsung.

C.     Biologis
Anak itik yang dibiarkan beberapa hari di lapangan dapat menggantikan cara pengendalian gulma dengan tangan pada padi sawah.

D.     Kimiawi
Penggunaan herbisida ataupun zat kimia lain untuk membasmi gulma di lahan persawahan harus dilakukan secara hati-hati dan bijaksana dengan memenuhi 6 (enam) tepat, yaitu:
- Tepat mutu
- Tepat waktu
- Tepat sasaran
- Tepat takaran.
- Tepat konsentrasi
- Tepat cara aplikasinya

Selain itu, harus pula mempertimbangkan efisiensi, efektivitas, dan aman bagi lingkungan. Untuk itu, herbisida dapat dikelompokkan berdasarkan cara kerjanya (kontak atau sistemik), selektivitasnya (selektif atau tidak selektif), dan waktu aplikasinya (pra-tumbuh atau pasca-tumbuh).

Kadang-kadang herbisida itu juga dapat mengenai padi, sehingga daun padi akan menguning untuk sementara sebelum sembuh kembali setelah diberi pupuk susulan.

Setiap tanaman mempunyai periode kritis dalam persingannya dengan gulma. Hal ini dapat ditentukan berdasarkan fase pertumbuhan tanaman tersebut yang umumnya periode kritis tersebut sejak tanaman tumbuh hingga sepertiga pertama dari siklus hidup tanaman. Pada padi,periode kritis persaingan dengan gulma hinga tanaman berumur 40 hari pertama dari siklusnya. Penggunaan herbisida sebaiknya lebih banyak dilakukan di periode kritis tersebut.

Terdapat dua tipe herbisida menurut aplikasinya: herbisida pratumbuh (preemergence herbicide) dengan cara disebarkan pada lahan setelah diolah namun sebelum benih ditebar (atau segera setelah benih ditebar). Biasanya herbisida jenis ini bersifat nonselektif yang berarti membunuh semua tumbuhan yang ada. Jenis herbisida lainnya adalah herbisida pascatumbuh (postemergence herbicide) yang diberikan setelah benih memunculkan daun pertamanya. Herbisida jenis ini harus selektif, dalam arti tidak mengganggu tumbuhan pokoknya.

Jenis gulma rumput adalah spesies yang sulit dikendalikan dikarenakan mempunyai sifat yang hampir sama dengan tanaman padi. Herbisida dengan bahan aktif butaklor, oksadiason, klometoksinil, pretilaktor dan kuinklorak diyakini mampu mengendalikan gulma rumput. Herbisida fenoksi efektif mengendalikan gulma berdaun lebar dan teki.


Sumber:
http://cybex.pertanian.go.id/materipenyuluhan/detail/10251/cara-pengendalian-gulma-tanaman-padi-sawah




Tidak ada komentar:

Posting Komentar