Jumat, 20 Mei 2022

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN DALAM PEMBUATAN KOMPOS

Saya pernah memposting cara pembuatan kompos dalam blog ini. Kali ini saya akan membahas hal - hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan kompos. Beberapa petani yang telah membuat kompos pernah menemukan masalah yang mempengaruhi pembuatan kompos miliknya. Saya mengutip dari beberapa sumber dan sudah saya praktekkan di petani saya dan berhasil mengatasi masalah - masalah yang dihadapi mereka.

Pengomposan merupakan proses menurunkan perbandingan (rasio) antara karbon dan nitrogen (C/N) dari bahan - bahan yang akan dibuat kompos, dimana biasanya memiliki C/N yang tinggi melebihi 50%. Nilai rasio yang diperlukan adalah mendekati atau sama dengan nilai rasio C/N tanah (10  - 12 %). Semua tanaman hanya bisa menyerap hara dari zat yang mempunyai rasio C/N yang nyaris sama dengan tanah. untuk itu agar dapat diserap oleh tanaman maka bahan - bahan sisa tanaman/ternak harus dikomposkan.

Dalam pembuatan kompos ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kecepatan pengomposan, antara lain:
  1. Bahan Kompos Yang Digunakan; bahan tanaman berkayu keras sangat sulit hancur sehingga akan menyebabkan lamanya proses pengomposan. Untuk mempercepat proses pengomposan dianjurkan menggunakan bahan yang lunak seperti jerami, daun, rumput, batang pisang dll.
  2. Ukuran Besar Kecilnya Bahan Kompos; semakin kecil ukuran bahan yang akan dibuat kompos maka akan mempercepat pematangan kompos. Begitu pula sebaliknya jika bahan berukuran besar akan memperlambat pematangan kompos.
  3. Jumlah Pengurai Kompos (Dekomposer); jumlah dekomposer yang digunakan sangat mempengaruhi pengomposan. Semakin banyak mikroba pengurai kompos maka kompos cepat matan.
  4. Suhu, Kelembaban Dan Air; Agar proses pelapukan dan penguraian bahan kompos dapat berlangsung maka diperlukan suhu optimal yaitu antara 40 - 60͒०C. Kelembaban juga berpengaruh besar. Apabila tumpukan kompos kurang lembab (kekurangan air) maka cendawan akan muncul dan prosesnya pun akan berjalan lambat. Tetapi juga tidak boleh terlalu basah.
Kunci dalam pembuatan kompos yang baik:
  1. Rasio C/N; campuran dari daun kering, serbuk gergaji atau bahan karbon lainnya digabung dengan kotoran hewan atau tanaman hijau adalah 4:1 dari volume;
  2. Tingkat Kelembaban;  tumpukan kompos sebaiknya memiliki tingkat kelembaban seperti spon yang habis diperas (tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering);
  3. Tingkat Oksigen;  tumpukan kompos sebaiknya dibalik secara teratur agar lebih cepat hancur. Dengan pembalikan berarti akan menambah oksigen. Lebih sering dibalik maka proses pengomposan akab lebih cepat;
  4. Ukuran Bahan; sebaiknya bahan dicacah menjadi ukuran lebih kecil agar pengomposan berlangsung lebih cepat.
Masalah - masalah yang sering timbul dalam pembuatan kompos dan solusinya:
  1. Tumpukan kompos yang lembab dan hangat hanya pada bagian tengah saja; hal ini disebabkan karena tumpukan terlalu kecil/sedikit atau karena cuaca yang dingin sehingga memperlambat proses pengomposan. Solusinya buat tumpukan kompos minimal setinggi 1 meter dan lebarnya 1 meter juga.
  2. Daun-daun menjadi lengket dan rumput tidak terurai; hal ini disebabkan tidak cukup aliran udara atau kurang lembab. Solusinya  hindari tumpukan satu jenis bahan yang terlalu tebal. Variasikan bahan pembuat kompos dan aduk tumpukan.
  3. Kompos tidak mau hangat; kombinasi kesalahan pada poin 1 juga dapat menyebabkan tidak mau hangat. Campur aduk tumpukan dan siram dengan air jika terlalu kering agar lembab. Pastikan bahan kompos memiliki sumber nitrogen seperti kotoran hewan, potongan rumput dll.
  4. Kompos berbau seperti mentega asam atau telur  busuk; hal ini karena tumpukan kompos kekurangan oksigen, terlalu basah dan terlalu padat. solusinya tumpukan kompos diaduk. Tambahkan bahan yang kering dan kasar seperti jerami, dedak atau daun kering agar menyerap kelebihan air, tunggu agak kering kemudian diaduk kembali;
  5. Kompos berbau amoniak; mungkin disebabkan kurangnya bahan karbon dalam kompos. solusinya tambahkan bahan - bahan karbon seperti sekam padi, jerami, daun kering dll.
Semoga sukses ya dalam membuat kompos...go organic...


Sumber: 
Hery Soeryono. Kiat Pintar Memproduksi Kompos dengan Pengurai Buatan Sendiri
Nurheti Yuliarti. 1001 Cara Menghasilkan Pupuk Organik.

Jumat, 13 Mei 2022

BENIH DAN SELEKSI BENIH PADI


Salah satu faktor penting yang menentukan tingkat hasil tanaman adalah benih. Benih bersama dengan sarana produksi lainnya seperti pupuk, air, cahaya, iklim menentukan tingkat hasil tanaman. Meskipun tersedia sarana produksi lain yang cukup, tetapi bila digunakan benih bermutu rendah maka hasilnya akan rendah. Benih bermutu mencakup mutu genetis, yaitu penampilan benih murni dari varietas tertentu yang menunjukkan identitas genetis dari tanaman induknya, mutu fisiologis yaitu kemampuan daya hidup (viabilitas) benih yang mencakup daya kecambah dan kekuatan tumbuh benih dan mutu fisik benih yaitu penampilan benih secara prima dilihat secara fisik seperti ukuran homogen, bernas, bersih dari campuran, bebas hama dan penyakit, dan kemasan menarik.

Penggunaan benih bermutu dan bersertifikat sangat disarankan, karena mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. benih bermutu akan menghasilkan bibit yang sehat dengan akar yang banyak,
2. benih bermutu akan menghasilkan perkecambahan dan pertumbuhan yang seragam sehingga panen lebih serempak
3. ketika ditanam pindah, bibit dari benih bermutu dapat tumbuh lebih cepat dan tegar, dan
4. tahan terhadap hama dan penyakit tertentu, tahan terhadap stres lingkungan
5. benih bermutu akan memperoleh hasil yang tinggi

Selama ini petani yang sudah menggunakan benih bermutu jumlahnya terbatas, terutama karena adanya bantuan pemerintah, sedangkan jika tidak ada bantuan lebih banyak menggunakan gabah hasil panen.
Produktivitas varietas sangat bergantung pada genotype (komposisi gen yang dimiliki varietas) dan kondisi lingkungan tumbuh (interaksi genotype dengan lingkungan). Faktor-faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap penampilan varietas antara lain kesuburan fisik dan kimiawi tanah, iklim, keberadaan hama dan penyakit, teknik budidaya yang digunakan.

Ciri-ciri benih bermutu yaitu: 
- Varietasnya asli 
- Benih bernas dan seragam 
- Bersih, tidak tercampur dengan biji gulma atau biji tanaman lain 
- Daya berkecambah dan vigor tinggi sehingga dapat tumbuh baik jika ditanam di sawah 
- Sehat, tidak terinfeksi oleh jamur atau serangan hama. 

Benih berlabel merupakan benih yang sudah lulus proses sertifikasi yang merupakan salah satu bentuk jaminan mutu benih. Kelas benih dalam sistem sertifikasi meliputi : 
- Benih Penjenis/Bredeer seed (BS) 
- Benih Dasar/Foundation seed (FS) 
- Benih Pokok/Stock seed(SS) 
- Benih Sebar/Extention seed (ES) 
Hasil gambar untuk label benih bersertifikat

Benih penjenis (BS) yaitu benih yang terdapat pada urutan pertama pada kelas benih dalam sistim sertifikasi, benih penjenis(BS) ditandai dengan pemberian label warna kuning. Benih ini langsung terdapat pada pemulia tanaman. Kemudian turunan dari benih penjenis(BS) adalah benih dasar(FS), benih dasar adalah benih yang di perbanyak oleh balai benih induk (BBI), benih ini ditandai dengan pemberian label warna putih.kemudian turunan dari benih dasar (FS) adalah benih pokok (SS). Benih pokok (SS) yaitu benih turunan ke tiga dari kelas benih dalam sistem sertifikasi benih yang di tandai dengan pemberian label warna ungu, benih ini di perbanyak oleh penangkar-penangkar benih untuk di turunkan menjadi benih sebar (ES). Benih yang di jual di pasaran atau yang di gunakan petani adalah benih sebar (ES). Benih sebar adalah benih turunan ke empat dari kelas benih atau benih turunan terahir, benih ini di tandai dengan pemberian lebel warna biru, dan benih ini hanya bisa dilakukan satu kali penanaman.

SELEKSI BENIH 
Cara yang sederhana yang biasa dilakukan petani untuk menyeleksi benih adalah dengan ditampih. Ada juga yang dengan cara direndam dalam air kemudian yang tenggelam kita gunakan untuk benih. Namun dengan kedua cara tersebut benih yang dihasilkan masih kurang memuaskan. 

Untuk memisahkan benih yang bernas dari benih yang gabuk (jelek) sebenarnya ada cara yang sangat sederhana yaitu menggunakan larutan pupuk Amonium Sulfat (ZA), atau larutan garam. Apabila menggunakan larutan pupuk ZA dibuat dengan konsentrasi 225 gram ZA/liter air. 

Jika menggunakan garam dibuat larutan dengan konsentrasi 3%. Volume larutan tergantung jumlah benih yang akan dipakai untuk pesemaian. Atau berikut ini tahapan seleksi menggunakan air garam: 1. Siapkan air bersih kurang lebih 5 liter 
2. Larutkan garam dapur kurang lebih 1 - 2 bungkus kedalam air tersebut 
3. Masukkan telur mentah kedalam larutan garam tersebut 
4. Jika telur tersebut masih tenggelam tambahkan garam lagi sampai telur tersebut terapung 
5. Sisihkan telur dari ember dan masukkan gabah yang akan kita gunakan untuk benih 
6. Benih terapung dibuang, dipisahkan dengan benih yang tenggelam. Setelah itu benih dicuci bersih direndam 24 jam, diperam satu malam dan siap untuk tabur/semai

Hasil gambar untuk SELeksi benih padi dengan air garamHasil gambar untuk SELeksi benih padi dengan air garam



Sumber: 
http://www.umy.ac.id/fakultas-pertanian/ Ir. Sarjiyah, MS. pentingnya-penggunaan-benih-bermutu-untuk-peningkatan-produksi-pertanian.html
http://babel.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=340:mengenal-karakteristik-varietas-unggul-padi-sawah&catid=15:info-teknologi.