Jumat, 29 Januari 2021

PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN MELON

Halo para pembaca blog ini dimanapun anda berada... semoga sehat selalu dimasa pandemi Covid 19 ini...

Beberapa waktu yang lalu saya mendapatkan pertanyaan dari petani tentang bagaimana cara mengendalikan penyakit tanaman melon yang dibudidayakan olehnya. Sekalian saja saya bagikan juga bagi pembaca blog saya. Saya berharap pembaca dapat terbantu dalam mengidentifikasikan dan menentukan tindakan pengendalian penyakit tanaman melon.

Penyakit tanaman melon sangat merugikan jika tidak segera dikendalikan karena dapat menurunkan kualitas dan kuantitas panen atau bahkan dapat menyebabkan kegagalan panen. Biasanya penyakit banyak menyerang dikala musim hujan. Berikut ini beberapa jenis penyakit penting yang menyerang tanaman melon.


A. LAYU BAKTERI (Bacterial Wilt)

Disebabkan oleh bakteri Erwinia eracheiphila E.F.Sm. Penyakit ini penyebarannya dengan perantara dari hama kumbang oteng - oteng (Aulacophora femoralis Motschulsky) yang juga menyerang tanaman melon.

Gejalanya ditandai daun layu satu persatu, meskipun warna daun tetap hijau  yang pada akhirnya tanaman layu secara keseluruhan dan permanen. Jika pangkal batangnya dipotong melintang maka akan mengeluarkan lendir putih kental dan lengket bahkan dapat ditarik seperti benang.

Cara pengendalian:

  • Tindakan preventif (pencegahan) dengan perlakuan benih yaitu merendam benih dalam larutan bakterisida seperti Agrimycin atau Agrept dengan konsentrasi 1,2 gr/l. Penyemprotan bakterisida tersebut juga dapat dilakukan pada tanaman umur 20 hari setelah tanam (HST)
  • Pengaturan drainase terutama pada saat musim hujan agar air tidak tergenang diantara bedengan
  • Bersihkan gulma agar tidak lembab
  • Sebelum ditanami lahan dapat distrerilkan dengan Basamid G dengan dosis 40 gram/ M2
  • Tanaman yang terinfeksi dicabut dan dimusnahkan


B. EMBUN BULU (Downy mildew)  

Disebabkan oleh cendawan Pseudoperenospora cubensis (Berkely et Curtis) Rostowzew. 

Gejalanya dimulai dengan adanya bercak - bercak berwarna kuning muda yang dibatasi oleh urat - urat daun sehingga terkesan menjadi bercak bersudut. Semakin lama bercak tersebut berubah menjadi warna kecoklatan. Bagian bawah daun terlihat kumpulan cendawan berwarna kelabu.

Cara pengendalian:

  • Lokasi tanaman dipilih yang bukan bekas dan jauh dari tanaman timun
  • Tanaman yang terinfeksi parah dicabut dan dibakar agar tidak menular ke tanaman yang sehat
  • Penyemprotan fungsida seperti Previcur N dengan konsentrasi 2 - 2 ml/l apabila serangan sudah di atas ambang ekonomi. 

C. Layu Fusarium   

Disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum f. sp. melonis Snyd. et Hans 

Gejalanya :

  • Pada fase pembibitan menyebabkan bibit gagal muncul di permukaan tanah karena mati sebelum bibit muncul. Apabila dapat tumbuh maka bibitnya kerdil
  • Pada tanaman yang sudah dipindahkan ke kebun, gejala terlihat dimana tanaman yang tampak segar dipagi hari dan layu pada siang hari, kemudian segar kembali pada sore hari. Gejala ini berlangsung selama beberapa hari hingga akhirnya mati. 
  • Jika diamati pada batang terdapat goresan dan mempunyai massa spora cendawan berwarna merah jambu. Apabila batang dibelah tampak berwarna coklat
Cara pengendalian:
  • Lahan sebaiknya lahan baru dan belum pernah ditanami melon, semangka, labu, timun yang terserang penyakit yang sama
  • Lakukan pergiliran varietas melon yang ditanam. Gunakan varietas yang tahan terhadap cendawan Fusarium oxysporum
  • Pengapuran lahan 3  minggu sebelum tanam agar pH tanah netral karena patogen jamur ini berkembangbiak pada kondisi masam dengan pH 4,5 - 5,8. Hindari pemupukan nitrogen (Urea atau ZA) yang berlebihan
  • Perlakuan benih dengan menggunakan fungisida Derosol 500 SC dengan konsentrasi 1,0 ml/l
  • Pengaturan drainase terutama pada saat musim hujan agar air tidak tergenang diantara bedengan
  • Penggunaan mulsa plastik agar tidak terlalu lembab
  • Melakukan rotasi tanaman 
  • Aplikasikan trichoderma pada lahan. 
  • Sebagai pencegahan sejak tanaman mulai berbunga setiap 14 hari sekali tanaman disiram dengan fungisida  Derosol 500 SC dengan konsentrasi 1,5 ml/l kemudian disiram sebanyak 250 ml per tanaman
  • Tanaman yang terinfeksi dicabut dan dimusnahkan

D. EMBUN TEPUNG (powdery Mildew)  

Disebabkan oleh cendawan Erysiphe cicoracearum DC. ex. Merat. Penyakit ini menurunkan kadar gula, aroma buah dan gagalnya pembentukan jaring pada buah melon karena proses fotosintesis terhambat. 

Gejalanya : terdapat bercak - bercak bulat putih pada sisi bawah daun yang makin lama bercak tersebut akan menyatu dan akhirnya menutupi permukaan daun seolah - olah daun dilapisi tepung putih. Jika menyerang seluruh daun dan batang maka akan menjadi berwarna  coklat dan mengkerut. Tanaman pertumbuhannya terhambat tampak lemah dan kerdil.


Cara pengendalian:

  • Lokasi tanaman dipilih yang bukan bekas dan jauh dari tanaman timun dan labu
  • Daun yang terserang parah harus dirompes dan dimusnahkan dengan cara dibakar
  • Penyemprotan fungisida Calixin 750 EC atau Afugan 300 EC (pyrazophos) dengan konsentrasi 1 ml/l atau juga dapat dengan fungsida lainnya yang berbahan aktif pradimefon, oksitioquinoks, benomyl dan tembaga.

 

E. BUSUK BUAH   

Penyakit ini menyerang batang, daun dan buah

Gejalanya :

  • Serangan pada batang ditandai bercak coklat kebasahan yang memanjang. Serangan yang serius menyebabkan tanaman mati layu
  • Daun yang terserang seperti tersiram air panas kemudian meluas
  • Serangan pada buah ditandai dengan bercak kebasahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak. Makin lama bercak akan berkerut dan mengendap. Pada buah yang busuk  diselimuti kumpulan cendawan putih
Cara pengendalian:
  • Kurangi kelembaban dengan cara memangkas dan cabang yang berlebihan
  • Dilakukan rotasi tanaman dengan tanaman yang bukan sefamili melon
  • Penyemprotan fungsida seperti Previcur N dengan konsentrasi 2 - 3 ml/l diselingi dengan fungisida kontak seperti Trineb, Sandofan MZ Vondozeb dengan konsentrasi 2,5 gr/l.

Demikian bagaimana cara mengendalikan penyakit tanaman melon ini... semoga bermanfaat bagi petani yang mempunyai usaha budidaya melon.


Sumber:
Ir. Final Prajnanta. 1997. Melon. Pemeliharaan Secara Intensif. Kiat Sukses Beragribisnis. Penebar Swadaya.  

Jumat, 08 Januari 2021

PEMANFAATAN PEKARANGAN DAN MANFAATNYA BAGI KITA

Sudahkah anda memanfaatkan pekarangan rumah anda dengan menanam berbagai tanaman maupun memelihara ikan??? jika belum segeralah lakukan, tidak ada kata terlambat untuk memulai baik bagi anda yang tinggal di kota maupun di desa. Meski sekalipun luas pekarangan yang anda miliki terbatas, namun banyak teknis bertanam yang dapat anda terapkan seperti menggunakan pot dan dengan teknik vertikultur. 


Mengapa demikian?? karena anda tentunya akan senang jika sudah mengetahui manfaat yang dapat kita petik dari memanfaatan pekarangan rumah kita tersebut. Betapa tidak... bukan hanya manfaat dari bahan pangan yang kita peroleh untuk kita konsumsi, tetapi juga hingga manfaat kesehatan bagi tubuh.

bukan hanya kali ini saja memposting tentang hal ini, tetapi saya selalu bersemangat untuk tidak bosan-bosannya mengajak pembaca blog saya untuk memanfaatkan pekarangannya dan dapat memetik manfaatnya yang sangat baik bagi kita dan keluarga.

Postingan saya kali ini melengkapi postingan yang pernah saya tampilkan di blog ini pada tahun 2014. 

Yuk kita mengulik satu persatu manfaat optimalisasi pemanfaatan pekarangan... 

  1. Sumber bahan pangan (lumbung hidup), apotik hidup dan gizi keluarga, Lumbung hidup disini dimaksudkan jika kita membutuhkan pangan maka dapat diperoleh dari hasil pekarangan. Berbagai jenis tanaman, ikan dan ternak dapat dibudidayakan di pekarangan, dimana hasilnya berupa bahan makanan yang sangat dibutuhkan tubuh manusia untuk hidup sehat seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Selain itu di pekarangan juga dapat ditanami dengan tanaman obat-obatan herbal. Hingga saat ini  Stunting masih menjadi permasalahan di Indonesia. Mengutip dari Buletin Stunting yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, stunting adalah kondisi yang ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak kurang jika dibandingkan dengan umurnya. Mudahnya, stunting adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan tubuhnya lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya. Stunting ini disebabkan oleh kekurangan kecukupan gizi dalam kurun waktu yang lama akibat dari apa yang dikonsumsi oleh ibu hamil dan bayinya tidak mencukupi kebutuhan gizinya. Dengan memanfaatkan pekarangan dirumah sendiri, masalah stunting sesungguhnya dapat diatasi sejak dini
  2. Melestarikan tanaman pangan lokal untuk masa depan; Di pekarangan dapat ditanam pangan lokal yang semakin hilang keberadaannya. Pemanfaatan pekarangan dengan menanam bahan pangan berbasis sumber daya lokal juga dapat berguna  untuk konservasi keanekaragaman hayati pangan agar  keberlanjutan.
  3. Sebagai penjaga lingkungan dan paru-paru lingkungan; Hal ini karena tumbuhan di pekarangan bisa menyerapkan Karbondioksida (CO2)  dan menghasil Oksigen (O2) yang bagus untuk pernafasan kita. Selain itu limbahnya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. 
  4. Pemberdayaan SDM (ibu-ibu rumah tangga); Ibu rumah tangga dapat berkontribusi dalam penyediaan pangan dan gizi keluarga serta jika memungkinkan menambah pendapatan keluarga jika mereka memanfaatkan pekarangannya. 
  5. Terjadinya proses pendidikan; Dalam pemanfaatan pekarangan bukan hanya oleh ibu rumah tangga saja, tetapi bisa melibatkan anggota rumah tangga lain seperti anak – anak. Jadi anak – anak sejak dini sudah bisa diajarkan mencintai lingkungan dan menghasilkan tanaman sehat untuk keluarganya. Teknik bertanam, memelihara ikan dan ternak perlu juga dipelajari agar hasil panennya bisa maksimal. Selain itu perlu juga belajar bagaimana menghasilkan pangan yang organik dengan membuat sendiri pupuk organik dan pestisida nabati.
  6. Peningkatan interaksi sosialAktivitas yang dapat dilakukan di pekarangan di antaranya berkumpul dengan tetangga dan teman, biasanya menjual dan berbagi tanaman, dan hasil tanaman serta saling berbagi pengalaman dalam memelihara tanaman.  Dengan demikian terjadi peningkatan interaksi sosial akibat dari adanya pemanfaatan pekarangan.
  7. Menambah estetika; Pekarangan yang tertata baik dan rapi dimana banyak tanaman yang menyejukkan mata akan menghadirkan keindahan dan kenyamanan. Rumah sederhana sekalipun dapat terlihat indah dan menyejukkan mata yang melihatnya jika memiliki pekarangan yang penuh tanaman dan ditata rapi.
  8. Peningkatan pendapatan keluargaHal ini dapat terjadi karena melalui optimalisasi pekarangan selain untuk pemenuhan gizi keluarga, pengeluaran belanja untuk pangan juga dapat dihemat sehingga pada gilirannya pendapatan masyarakat dapat meningkat dan angka kemiskinan dapat ditekan. Nilai tambah juga dapat diperoleh masyarakat dengan terbukanya peluang usaha pengolahan produk pertanian dan tumbuhnya kegiatan ekonomi.


Pemanfaatan pekarangan melalui kegiatan berkebun di pekarangan ternyata membawa manfaat positif selain hal - hal tersebut di atas. Dengan berkebun ternyata memberikan manfaat yang luar biasa bagi kesehatan tubuh kita lo...mengapa demikian??? Berikut manfaat kesehatan yang kita dapat jika aktif berkebun dan memelihara tanaman:  

  1. Meningkatkan daya tahan tubuh dan menguatkan tulang; hal ini karena saat kamu berkebun akan akan terpapar oleh sinar matahari terlebih saat pagi hari, yang akan membentuk vitamin D. Vitamin D sebagaimana kita ketahui mempunyai peranan penting dalam menjaga daya tahan tubuh terlebih pada masa pandemi Covid 19 saat ini. Vitamin D juga meningkatkan penyerapan kalsium yang penting untuk menguatkan tulang-tulang anda. Selain manfaat tersebut, penelitian yang dilakukan oleh University of Copenhagen juga menemukan bahwa berkebun dapat mencegah terjadinya alergi.
  2. Berkebun bukan hanya baik untuk fisik, tetapi juga untuk kesehatan otak; Penelitian yang ada dalam Journal of Alzheimer’s Disease, mengatakan bahwa berkebun bermanfaat dalam melindungi kesehatan kognitif, meningkatkan volume otak, dan menurunkan risiko alzheimer hingga 50 persen.
  3. Meningkatkan koordinasi dan kekuatan tangan; dengan berkebun kekuatan tangan, flesibilitas dan koordinasi dapat ditingkatkan secara efektif, sehingga saat anda melakukan berbagai aktifitas tidak akan menemukan
  4. Mengusir rasa jenuh dan stress; Aktivitas atau rutinitas yang sama setiap hari bisa membuat kita merasa bosan dan stres. Terlebih jika kita sedang sedih atau marah dapat menimbulkan stres yang pada akhirnya dapat menimbulkan berbagai penyakit. Dengan  berkebun dimana kita menanam tanaman dan melihat perkembangannya setiap hari, mulai dari tumbuhnya tunas, daun, bunga, hingga buah atau sayuran yang dipanen, dapat membuat kita merasa senang dan bangga. Ditambah lagi, seiring tanaman tumbuh dan berkembang, pemandangan di rumah pun menjadi lebih asri dan menyejukkan hati.  Ketika melakukan aktivitas tersebut maka tubuh melepaskan hormon serotonin, yakni hormon yang dapat meningkatkan suasana hatimu menjadi lebih gembira
  5. Sebagai sarana latihan fisik dan olahraga. Ketika berkebun tentunyab banyak melakukan aktifitas fisik, mulai dari membuat media tanam untuk mengisi pot, memindah-mindahkan pot yang sudah ditanami, memupuk tanaman, hingga mengangkat ember air untuk menyiram tanaman. Aktivitas ini tentu akan  menggunakan banyak otot dan berkeringat dengan demikian sama saja seperti melakukan olah raga
  6. Membuat kita terbiasa untuk mengonsumsi makanan sehat. Karena menanam sendiri sayuran dan buah yang dimakan,  maka lebih termotivasi dan bersemangat untuk mengonsumsi makanan sehat hasil sendiri. Dengan berkebun sendiri, kendali ditangan kita sendiri dimana kita bebas memilih untuk menanam sayuran dan buah secara organik tanpa menggunakan pupuk dan pestisida kimia anorganik. Cara bertanam organik akan menghasilkan bahan makanan yang sehat karena tidak ada residu bahan kimia berbahaya. Bandingkan jika kita membeli di pasar yang umumnya sayuran dan buahnya mengandung residu kimia dari pupuk dan pestisida kimia anorganik yang digunakan oleh produsennya.
 
Dengan uraian di atas semoga anda dapat tertarik untuk memulai berkebun di pekarangan anda atau bahkan di teras atap rumah sebagaimana sudah mulai banyak diterapkan di kota - kota... Jika anda berdomisili di kota ayo wujudkan urban farming. Jika anda kesulitan mencari media tanam berupa tanah yang mungkin sulit dicari di tempat anda, masih ada solusinya dengan menggunakan teknik bertanam secara hidroponik maupun akuaponik yang media tanamnya hanya menggunakan air saja, selain pupuk tentunya.


Bagaimana...anda tertarik??? yuk  segera hijaukan pekarangan kita.


Sumber:

Badan Ketahanan Pangan. Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Manfaat Pekarangan Sebagai Sumber Pangan dan Gizi. Jakarta. 2013.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Dalam Sinar Tani edisi 11-17 September 2013. Pemanfaatan Pekarangan Untuk Budidaya Sayuran. Jakarta.

https://hellosehat.com/mental/stres/5-manfaat-berkebun-bagi-kesehatan/

https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/penyakit-pada-anak/stunting/

https://www.alodokter.com/manfaat-berkebun-dan-memelihara-tanaman-bagi-kesehatan