Jumat, 19 Februari 2021

BERTANAM SELEDRI DALAM POT

Mempunyai lahan terbatas, bukan berarti tidak bisa bercocok tanam. Bertanam dengan menggunakan polybag atau pot dari kaleng bekas, botol, batok kelapa, plastik bekas sabun, makanan dll. Selain membuat pekarangan jadi asri, Anda bisa banyak berhemat.  Rumah pun bisa menjadi hijau dan sejuk dengan sedikit kreativitas. Hal ini sangat cocok diterapkan pada saat ini dimana pandemi Covid 19 mengharuskan sebagian besar dari kita untuk tetap dirumah saja. Bercocok tanam di pekarangan memberikan manfaat positif yang salah satunya dapat meningkatkan imunitas tubuh kita, karena saat melakukan aktifitas fisik dalam bertanam kita terpapar sinar matahari yang sudah terbukti dapat meningkatkan imunitas.



Seledri menggunakan pot bekas sabun cuci

Sejalan dengan hal tersebut juga sesuai dengan program Pemanfaatan Pangan Lestari (P2L) yang galakkan oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia dalam rangka mendukung ketahanan pangan di tingkat keluarga.

Salah satu komoditas yang dapat ditanam di pekarangan adalah komoditi seledri (Apium  graveolens  L.  Dulce) yang bukan hanya dikonsumsi sebagai bahan makanan, tetapi juga dapat menjadi tanaman herbal untuk penyakit hipertensi.

Jika tertarik...yuk ikuti langkah - langkah menanam seledri dalam pot berikut ini.




PERSEMAIAN

Seledri dapat ditanam dengan menggunakan bibit yang berasal dari anakan tanaman seledri yang sudah ada. pisahkan anakan yang  sudah cukup  banyak  perakarannya. Kemudian dapat segera ditanam. Cara ini tidak membutuhkan waktu yang lama.

Selain cara tersebut juga dapat dilakukan dengan melakukan persemaian dari benih yang masih dalam bentuk biji. Untuk mendapatkan benih seledri banyak dijual di toko pertanian. Dengan cara ini membutuhkan waktu yang lebih lama yaitu sekitar 40 hari baru dapat dipindahtanamkan ke dalam pot.   

Cara melakukan persemaian siapkan media  tanam  menggunakan   tanah topsoil  (tanah  permukaan  yang  subur umumnya  berwarna  gelap  karena banyak  mengandung  humus)  +  pupuk kandang  + serbuk gergaji atau sekam bakar dengan perbandingan 2:1:1. Aduk  ketiga bahan tersebut,  kemudian  masukkan  wadah persemaian.

Sebelum  disemaikan,  sebaiknya  dilakukan perlakuan benih dengan cara biji seledri direndam dalam air hangat dengan suhu sekitar 50°C  selama 15  menit  untuk merangsang perkecambahan. Kemudian dikering-anginkan agar lebih mudah untuk ditabur, karena jika masih basah dengan ukuran benih yang kecil akan sulit ditabur merata dan akan saling lengket sehingga akan bertumpuk saat disebar. 

Setelah kering benih  ditaburkan  secara  merata,  lebih baik  benih dicampur  dengan  pasir halus agar penyebaran merata. Tutup  benih  dengan  tanah  tipis  dan siram  permukaan  bedengan  sampai lembab. Selanjutnya untuk mempercepat tumbuhnya benih tutup dengan kain lembab atau daun alang-alang. Masukan dalam plastik gelap. Proses perkecambahan dengan keadaan gelap dan lembab akan bisa dipercepat. Jaga kelembaban jika terlalu kering semprot dengan air kembali.

Jika sudah berkecambah keluarkan dari kantong plastik dan singkirkan kain/alang - alang penutup wadah. Setelah itu taruh ditempat naungan. Lakukan perawatan dengan cara menyiram wadah bibit secukupnya. 


PENANAMAN SELEDRI

Setelah ± 40 hari atau telah mempunyai 3 - 4  daun,  bibit  seledri  yang  sehat  di cabut dengan akarnya serta tanah nya diikut sertakan agar tanaman tidak stres. Sebelum dipindahkan ke pot, ada baiknya bibit tersebut dipindahkan dalam gelas plastik bekas air mineral hingga cukup besar dan kuat untuk dipindahkan ke pot yang lebih besar. 

Jika menanam bibit dari anakan maka pisahkan anakan yang akarnya banyak. Lalu tanam dengan membuat lubang tanam dalam pot dan kemudian padatkan tanahnya.

Media  tanaman  yang  cocok  adalah campuran  tanah  subur/tanah lapisan atas (topsoil) ,  pupuk kandang  dan  serbuk  gergaji/sekam bakar dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Ada baiknya media tanam dipersiapkan dalam pot 2 minggu sebelum tanam.


PEMELIHARAAN TANAMAN

Tanaman perlu dilakukan penyiraman setiap hari jika tidak ada hujan. Bagian tanah dalam pot jika nampak padat perlu digemburkan. 

Untuk  mempercepat  daun  seledri agar tumbuh  besar,  buang  setiap  keluar  anakan pada  tanaman  seledri,  sehingga pertumbuhan  daunnya  dapat maksimal. Membiarkan  tumbuh  anakan  akan mengurangi  pertumbuhan  besar  daun, tetapi jika  kita ingin memperbanyak  tanaman  seledri  tersebut lewat anakan biarkan anakan tetap tumbuh.

Pemupukan  yang diberikan harus mengandung banyak unsur Nitrogen (N) karena berfungsi untuk membentuk daun dan batang menjadi subur dan besar. Bisa menggunakan pupuk daun seperti Gandasil D atau dikocor atau dibenamkan ke tanah menggunakan Urea atau NPK. Jika ingin menghasilkan produk yang sehat secara organik dapat menggunakan Pupuk Organik Cair (POC) atau MOL seminggu sekali yang bisa kita buat sendiri dari limbah dapur.

Setiap habis dipanen maka tanaman harus dipupuk dan dibumbun agar tetap subur kembali.


PANEN

Panen  dapat  dilakukan  seminggu sekali  dengan  memetik  daun  yang  sudah cukup besar  yang paling tua pada bagian bawah.

Demikian cara bertanam seledri dalam pot… silahkan dicoba dan semoga bermanfaat…


Sumber:

Eva Salvia.2012. Teknologi  Budidaya Seledri Dalam Pot. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian  (BPTP) Jambi 




 

Jumat, 12 Februari 2021

TUMPANGSARI , POLA TANAM YANG MENGUNTUNGKAN

Apa kabar para pembaca dimanapun anda berada... 

Seringkali usaha budidaya tanaman yang kita lakukan masih menerapkan pola monokultur dimana hanya ditanami dengan satu jenis tanaman saja. Padalah dalam satu lahan yang sama bisa dibudidayakan dengan lebih satu jenis/komoditi tanaman.

Pola tanam tumpangsari  jika diterapkan dengan benar, maka akan sangat menguntungkan. Pola tanam tumpangsari (intercroppingmerupakan pola tanam dengan menanam dua jenis tanaman  atau lebih pada satu lahan yang sama dalam waktu bersamaan atau hampir sama. Hal ini tentunya berbeda dengan pola monokultur dimana hanya ditanam satu jenis tanaman saja. 


Keuntungan yang dapat diperoleh jika menggunakan pola tumpangsari adalah sebagai berikut:

1.  Menambah penyediaan unsur hara

Jenis tanaman kacang-kacangan (leguminosae) seperti kedelai dan kacang tanah dapat menambah penyediaan unsur hara Nitrogen (N). hal ini dikarenakan tanaman tersebut mampu bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium sp membentuk bintil akar yang dapat mengikat Nitrogen (N) dari udara.



Tumpangsari Kedele Dengan Tanaman Perkebunan (Sawit dan Karet)


2.  Menambah keragaman hasil panen dari satu lahan yang sama

Dengan menanam tanaman lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan yang sama pada waktu bersamaan atau hampir bersamaan, maka dapat memberikan panen yang lebih beragam. Terlebih jika pengaturan jenis tanaman berbeda usia panennya. Contohnya tanaman terong, tomat atau cabe yang ditumpangsari dengan tanaman yang lebih cepat panen seperti kangkung, bayam, sawi dan lain - lain dimana tanaman terong atau tomat atau cabe belum saatnya keluar buah, tetapi kangkung, bayam atau sawi sudah duluan dapat dipanen. Dengan demikian tentunya akan memberikan keuntungan tersendiri.

Dengan pola tumpangsari petani tidak perlu terlalu cemas dengan resiko gagal panen atau rendahnya harga jual komoditas hasil panen di pasaran. Hal ini dikarenakan jika harga jual suatu komoditas yang ditanam saat itu rendah, petani masih bisa memperoleh penghasilan tambahan dari komoditas lainnya yang ditanamnya. Selain itu apabila suatu komoditas mengalami gagal panen, maka petani dapat mengandalkan hasil panen dari komoditas lainnya. Jika hasil panen dari semua komoditas yang dibudidayakan memiliki harga jual tinggi dan tidak mengalami gagal panen, maka tentunya dapat meraup pendapatan yang menguntungkan.



Bunga Kol Lebih Dulu Dapat Dipanen Sebelum Tanaman Cabe

3.  Mengurangi serangan hama dan penyakit tanaman

Dengan menanam 2 jenis atau lebih tanaman pada lahan yang sama dengan pola tumpangsari dapat memberikan dampak saling menguntungkan dalam mengurangi serangan hama dan penyakit tanaman. Hal ini dikarenakan bisa jadi salah satu tanaman yang diusahakan merupakan tanaman refugia yang bisa mengundang predator (musuh alami) seperti tanaman okra, jagung, kenikir dan lain - lain. 

Selain itu juga beberapa jenis tanaman bisa mengusir hama bagi tanaman lain, contohnya  tanaman bawang daun bisa mengusir hama aphids dan ulat pada tanaman kol. Bawang daun mampu mengeluarkan bau allicinallicin yang tidak disenangi oleh hama tersebut.


4.  Menambah penghasilan

Dengan menanam 2 jenis atau lebih tanaman pada lahan yang sama dengan pola tumpangsari dapat juga memberikan penghasilan lebih jika dibanding dengan hanya menanam satu jenis tanaman saja. Contohnya pada tanaman karet pada saat harga jatuh, lahannya bisa ditanami dengan tanaman padi palawija maupun hortikultura atau bahkan dengan tanaman perkebunan lain seperti komoditas kopi. Hal ini bisa terjadi jika jarak tanam sudah diperhitungkan untuk bisa memberikan ruang untuk ditanami dengan jenis tanaman lainnya ataupun pada saat tanaman induk masih muda dan belum saling menutup kanopinya.


Ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian sebelum memulai pola tanam tumpangsari, karena jika tidak bukan keuntungan yang didapat melainkan kerugian yang timbul. berikut hal yang harus menjadi pertimbangan tersebut:

1.   Jarak Tanam

Jarak tanam harus diperhitungkan dengan baik agar dapat saling memberikan ruang antara satu jenis tanaman dengan jenis tanaman lain yang diusahakan dengan pola tumpangsari. Hal ini dikarenakan agar mencegah terjadinya:
  • Persaingan untuk untuk mendapat ruang untuk tumbuh dan berkembang jika tanaman menjadi berhimpitan karena jarak tanam yang terlalu dekat  
  • Persaingan dalam mendapatkan unsur hara; Jika jarak tanam terlalu dekat maka dapat menyebabkan terjadinya persaingan dalam mendapatkan unsur hara, sehingga dapat mengakibatkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan optimal 
  • Persaingan dalam mendapatkan sinar matahari
  • Jarak tanam yang terlalu rapat dapat menciptakan kelembaban mikro yang tinggi sehingga dapat mengundang penyakit seperti penyakit yang disebabkan oleh jamur
  •  

2.   Jenis Tanaman
Jenis tanaman yang dipilih tidak boleh dari satu famili, karena biasanya jenis hama dan penyakit yang menyerang akan sama sehingga jika terjadi serangan akan menyulitkan untuk pengendaliannya. Contohnya tidak boleh menanam timun yang ditumpangsarikan dengan melon atau semangka. Contoh lain tanaman cabe dengan terung juga tidak boleh ditumpangsarikan.
Tumpangsari dengan jenis tanaman dari famili yang berbeda memungkinkan hama dan penyakit suatu tanaman tidak berpindah ke jenis tanaman lain karena memiliki inang yang berbeda.
 
3.   Sistem Perakaran Tanaman
Jenis tanaman yang memiliki sistem perakaran yang serupa akan menimbulkan masalah pada pola tumpasari. Jika tanaman saling berdekatan dengan sistem perakaran yang sama, maka tanaman tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal, apalagi jika jarak tanamnya berdekatan. Dengan demikian tanamlah dengan jenis tanaman yang berbeda sistem perakarannya agar produksinya optimal.  
 
Sistem perakaran tanaman yang serupa dapat menjadi masalah dalam pola tanam tumpang sari. Apabila dua atau lebih jenis tanaman ditanam berdekatan dengan sistem perakaran yang sama, maka tanaman tersebut tidak mampu tumbuh dan berkembang dengan baik. Tanaman akan saling memperebutkan unsur hara karena perakarannya berada pada daerah yang sama. Oleh karena itu, penggunaan tanaman dengan sistem perakaran yang berbeda harus dilakukan untuk mengoptimalkan produksi tanaman. Selada dan cabai misalnya. Selada memiliki sistem perakaran yang dangkal sementara cabai memiliki sistem perakaran yang lebih dalam.


Demikian postingan saya kali ini...semoga bermanfaat...