Selasa, 17 Juni 2014

TEKNIK PEMBUATAN KOMPOS JERAMI


Jerami padi banyak mengandung unsur Kalium (K) & Nitrogen (N) yang merupakan hara makro yang butuhkan tanaman padi. Selama ini banyak petani yang belum memanfaatkan jerami untuk dibuat pupuk organik berupa kompos. Seringkali jerami dibakar atau dibiarkan mengering saja dilahan. Padahal membakar jerami sama dengan membakar uang karena sebagai gantinya petani harus membeli pupuk yang mengandung K dan N lebih banyak. Padahal kompos jauh lebih baik untuk mengembalikan kesuburan tanah.

Fungsi bahan organik  yang terdapat dalam kompos adalah sebagai berikut:
1.      Fisik Tanah
       Memperbaiki aerasi tanah.
       Meningkatkan kapasitas menahan air dan kapasitas menahan hara.

2.      Kimia Tanah
       Membantu proses hara yang tidak tersedia menjadi tersedia melalui proses fiksasi dan mengurangi keasaman tanah
       Sebagai sumber bahan makanan (hara) untuk tanaman secara langsung.
       Sebagai sumber hara dan energi serangga perombak dan mikro-organisme pengurai. Pada tahap selanjut, biota mengurai tersebut akan menjadi sumber bahan makanan organisme lain termasuk tanaman.

3.      Biologi Tanah
  • Meningkatkan aktifitas mikroba tanah
Ada juga petani yang berpikiran membuat kompos harus memakai atap (rumah kompos)sehingga belum apa-apa petani sudah menyerah malas untuk membuat. Padahal jika kita tidak punya rumah kompos cukup dengan terpal saja sudah bisa membuat kompos. Saya sudah mempraktekkan di desa binaan saya bersama kelompok tani dan berhasil. 
Pembuatan kompos seperti diatas proses dekomposisinya berlangsung secara aerob. Adapun yang anaerob caranya adalah dengan menggali lubang ditanah dan bahan-bahan kompos dimasukan kedalam tanah. Cara anaerob seperti ini sudah pernah saya coba tetapi memerlukan waktu yang lebih lama untuk mematangkan kompos. Saran saya lebih baik memilih yang secara aerob saja, seperti yang akan saya jelaskan dibawah ini.

                                                      Proses Pengomposan secara Anaerob



PEMBUATAN KOMPOS JERAMI
Pembuatan kompos dapat dilakukan ditempat yang teduh di bawah pohon-pohanan tanpa memerlukan atap naungan.

Bahan :
-     Jerami 20 bagian
-     berbagai jenis rumput/daun Hijau dicacah sepanjang 5 – 10 cm
-     Dedak 1 bagian
-     Sekam 20 bagian (boleh tidak pakai)
-     Pupuk kandang 3 bagian untuk meningkatkan kualitas kompos (boleh tidak pakai) 
-     Gula Pasir  10  sendok makan
-     EM  10  sendok makan 
-     Air secukupnya.

Alat :
-       Ember
-       Gembor atau hand sprayer atau botol plastik yang sudah dibuat lubang-lubang kecil pada tutupnya
-       Parang untuk mencacah bahan
-       Terpal

Cara Membuat :
-       Larutkan EM dan gula dalam air;
-       Kompos dibuat secara berlapis-lapis dari setiap bahan yang digunakan. Hal ini bertujuan agar penyiraman EM dapat merata. Bahan basah lapisannya harus berdampingan dengan bahan kering agar proses pelapukan dapat berlangsung cepat;
-       Pertama-tama hamparkan jerami setebal ± 20 cm;


-   Siram larutan EM secara perlahan-lahan pada jerami secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 50% yaitu bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak keluar dari adonan dan bila kepalan dilepas maka adonan akan megar;
-       Hamparkan cacahan daun/rumput hijau diatas jerami dengan ketebalan sesuai dengan jumlah bahan yang ada. siram dengan larutan EM seperti pada jerami;
-       Hamparkan pupuk kandang , siram dengan larutan EM seperti pada jerami;



-       Hamparkan semua dedak secara tipis, kemudian siram dengan larutan EM seperti pada jerami;

-       Ulangi proses pelapisan tersebut diatas hingga semua bahan habis;
-       kemudian tutup dengan terpal;


-   Pertahankan suhunya 40 – 500C. jika lebih dari itu buka terpal penutup dan adonan dibolak-balik. Kemudian ditutup kembali. Suhu yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan karena proses pembusukan;
-       Perlu diperiksa apakah bahan kompos masih ada yang kering. Jika kering maka proses pelapukan lambat, dan perlu disiram air kembali.
-       Pembalikan kompos dilakukan 2 hari sekali, bagian bawah ditaruh keatas, demikian sebaliknya dan tutup kembali;
-       Kompos akan jadi setelah  ± 3 minggu dengan ditandai dengan kompos sudah berwarna coklat kehitaman, dingin, remah dan tidak berbau. Biasanya  akan susut sampai sekitar 50% dari volume awal
-       Gunakan kompos dengan cara disebar di sawah 1 minggu sebelum tanam karena pupuk organik lambat tersedia bagi tanaman.


Kedepannya saya akan memposting pembuatan kompos menggunakan MOL tape dan trichoderma tanpa harus mencincang bahan kompos. selamat mencoba

Selasa, 10 Juni 2014

PEMANFAATAN PEKARANGAN

Pekarangan merupakan sebidang tanah yang terletak disekitar rumah dengan batas-batas yang jelas. Pekarang mempunyai potensi untuk dikelola sebagai sumber penghasil pangan rangka Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP).Dokumentasi postingan pemanfaatan pekarangan ini semuanya merupakan pemanfaatan pekarangan pada rumah anggota KWT di desa Baning Panjang Kecamatan Kelam Permai yang merupakan binaan saya. Jika tertarik silahkan menirunya.


Kondisi Pekarangan Sebelum Dimanfaatkan

Kondisi Pekarangan Setelah Dimanfaatkan
 

Pekarangan dapat dikelola sehingga mendatangkan manfaat bagi pemiliknya. adapun manfaatnya yaitu:
  1. Menambah Penghasilan; pekarangan yang diusahakan dengan baik dan intensif akan memberikan tambahan penghasilan. hasil pekarangan yang berlebihan dapat dipasarkan.
  2. Mengurangi Pengeluaran Rumah Tangga; dengan menghasilkan bahan pangan dari pekarangan sendiri maka tidak ada pengeluaran untuk membeli lauk pauk sehari-hari. Sehingga bisa menghemat pengeluaran rumah tangga untuk dialihkan untuk keperluan lain seperti untuk tabungan pendidikan anak.
  3. Menjaga Kesehatan Keluarga; banyak sayuran yang dijual dipasaran memiliki residu bahan kimia berbahaya seperti pestisida dan pupuk anorganik. Residu tersebut berdampak buruk bagi kesehatan orang yang mengkonsumsinya. Dengan menanam sendiri kita bisa menerapkan budidaya organik sehingga tidak ada residu kimia. 
  4. Sumber Rejeki; berbagai jenis tanaman, ternak dan ikan dapat dipelihara di pekarangan. hasilnya merupakan bahan makanan yang sangat dibutuhkan seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral.
  5. Lumbung Hidup; jika pemiliknya membutuhkan sumber pangan, maka dapat diperoleh dari hasil pekarangan.
  6. Apotik Hidup; Pekarangan dapat ditanami tanaman obat-obatan.
  7. Tempat Rekreasi; pekarangan dapat ditata dan dirawat secara teratur akan memberikan rasa nyaman serta memberikan rasa keindahan. 
  8. Sumber Pemeliharaan Lingkungan; seperti tanaman besar (tanaman buah-buahan) yang berfungsi sebagai penyaring debu dan penahan erosi
Dalam memanfaatkan pekarangan terutama untuk menanam sayur-sayuran tidak harus memiliki pekarangan yang luas. Pekarangan yang sempit juga masih bisa bertanam sayuran dengan sistim vertikultur seperti media tanam ditaruh ditempat bertingkat-tingkat. 



Jika menanam sayuran tidak bisa langsung di tanah karena tanah tidak mungkin bisa ditanami, maka dapat menggunakan wadah berupa polybag, pot maupun pemanfaatan barang bekas yang biasa kita buang menjadi sampah. barang bekas tersebut bisa berupa botol plastik bekas air minum, kaleng cat, kaleng oli, plastik kemasan minyak goreng, sabun, karung beras, kantong sak semen dan lain lain.




selain itu jika tetap ingin menanam di tanah langsung tetapi tanahnya tidak subur atau banyak terdapat akar-akar pohon maka cara yang paling murah adalah dengan membuat bedengan yang tanahnya merupakan tanah timbunan setinggi mata cangkul. kemudian dibagian pinggirnya ditahan dengan sabut kelapa agar tanah tidak mudah roboh dan lari tercuci hujan.


Guna untuk pemenuhan gizi keluarga maka yang kita usahakan di pekarangan haruslah beragam. Seperti ada tanaman sayuran hijau seperti kangkung, bayam, sawi, kenikir, kailan dan selada. Tanaman sayuran buah seperti timun, terong, labu air, pare, gambas, kacang pajang, buncis, labu kuning, pare welut dan kecipir. Jika memungkinkan ditanami tanaman penghasil karbohidat seperti umbi-umbian. Jagung manis juga cocok ditanam di pekarangan.







Jika di pekarangan kita ada kolam ikan, maka bisa dipadukan dengan tanaman sayuran.



Melihat besarnya manfaat dalam mengelola pekarangan sebagai sumber pangan keluarga mari kita mulai melaksanakannya. 

Sabtu, 07 Juni 2014

APAM UBI KAYU



Kali ini saya akan memposting pengolahan hasil dari ubi kayu. Ubi Kayu merupakan salah satu sumber karbohidrat dan mudah didapat. Mengkonsumsi ubi kayu perlu digalakkan dalam rangka percepatan penganekaragaman konsumsi pangan guna mengurangi ketergantungan terhadap terigu dan beras.
Ubi kayu mudah dibudidayakan bahkan pada tanah tidak subur sekalipun. Untuk itu perlu digalakkan budidaya ubi kayu untuk skala rumah tangga guna pemenuhan gizi keluarga. Ubi kayu dapat juga ditanam di pekarangan rumah.
Kue apam ubi ini merupakan olahan kue yang sangat mudah dan sederhana dibuat oleh siapapun dan tidak perlu memerlukan keterampilan khusus. Kue ini belum umum diketahui banyak orang. Kue apam ubi kayu ini merupakan hasil modifikasi sendiri dari ibu kost saya waktu saya masih sekolah. resep kue ini pun belum ada di internet saat saya mencoba mencari menggunakan google. Oleh karena itu melalui posting ini saya mencoba mengenalkan di dunia maya.
Dengan rasa yang lezat dan gampang dibuat maka kue apam ubi kayu ini bisa dijadikan salah satu alternatif jenis olahan pangan yang dijual untuk usaha skala rumah tangga maupun untuk pemenuhan gizi keluarga.

APAM UBI KAYU
Bahan :
-      1 Kg parutan ubi kayu
-      1 bungkus (200 gram) mentega/margarine
-      200 gram gula merah (tambahkan jika kurang manis)
-      1 bungkus Fermipan
-      1/2 butir kelapa parut (bisa diganti keju) untuk taburan

Cara membuat:
-             Parut singkong
-            Tambahkan mentega/margarin;
-            Tambahkan permifan
-            Sisir gula merah kemudian tambahkan keparutan ubi kayu;
-            Aduk rata semua bahan dengan menggunakan tangan sampai tercampur rata;
-       Masukan adonan apam ke dalam loyang atau dapat dicetak menggunakan cetakan apam yang kecil-kecil;
-            Biarkan selama 1,5 – 2 jam sampai adonan naik dan mengembang;
-            Jika sudah mengembang kukus dalam dandang yang sudah dipanaskan terlebih dahulu hingga matang;
-       Jika sudah matang dengan tanda jika ditusuk menggunakan garpu atau lidi kue tidak terasa lengket ditangan, angkat;
-    Keluarkan dari cetakan. Taburi parutan kelapa atau keju, potong-potong dan siap disajikan.





Sabtu, 31 Mei 2014

PENGENDALIAN HAMA PUTIH PALSU (Cnaphalocrosis medinalis Guenee) PADA TANAMAN PADI


Hama ini disebut hama putih palsu karena gejala serangannya hampir menyerupai gejala serangan hama putih.



Hama putih palsu biasanya menjadi hama penting pada tanaman padi yang dipupuk berat. Ledakan populasi/jumlah dapat terjadi pada musim tanam setelah melewati musim kemarau yang panjang.



Gejala Serangan:
-                 Daun bergulung dan terdapat garis-garis putih transparan sepanjang 15 – 20 cm.
-                 Dalam setiap daun terdapat lebih dari 1 garis.
-         Garis-garis putih transparan tersebut sejajar dengan dengan ibu tulang daun.
-    hama putih palsu_0002hama putih palsu_0002Jika terjadi serangan berat, hama putih palsu_0002maka setiap tanaman banyak terdapat gulungan-gulungan daun.
-              Daun yang rusak berat akan mengering dan sawah yang terserang berat tampak seperti terbakar.
-       Serangan akan menimbulkan kerugian besar jika daun bendera (daun yang tegak lurus ke atas) ikut rusak.

Cara Pengendalian:

a.    BUDIDAYA / KULTUR TEKNIK
-    Mengurangi dosis pupuk N (seperti Urea). Lakukan pupuk berimbang antara N, P dan K.
-    Memberantas gulma (rumput pengganggu) di pematang sawah


b.    HAYATI / ALAMI
- Tingkat kematian yang tinggi yang sering terjadi di lapangan merupakan akibat dari aktivitas musuh alaminya.
-    Musuh alami dapat menyerang hama putih palsu mulai dari fase telur hingga fase dewasa (imago/ngengat).
-  Contoh musuh alami hama putih palsu  yaitu parasit telur berupa tabuhan Apanteles ruficrus, parasit ulat (larva) Melcha maculiceps dan parasit kepompong (pupa) Brachymeria sp.
  
c.  KIMIAWI
­-   Jika hama telah menyerang sampai pada ambang batas ekonomi maka baru diperlukan pengendalian menggunakan insektisida kimiawi
-    Insektisida yang digunakan antara lain yaitu: Kiltop 50 EC, Marshal 200 EC, Tomafur 3 G, Bancol 50 WP, Bassa 500 EC, Currater 3 G, Dharmafur 3 G, Furadan 3 G, Indobas 500 EC, Mipcin 50 WP, Tomafur 3 G. Kempo 400 SL,