Pekarangan merupakan sebidang tanah yang terletak disekitar rumah dengan batas-batas yang jelas. Pekarang mempunyai potensi untuk dikelola sebagai sumber penghasil pangan rangka Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP).Dokumentasi postingan pemanfaatan pekarangan ini semuanya merupakan pemanfaatan pekarangan pada rumah anggota KWT di desa Baning Panjang Kecamatan Kelam Permai yang merupakan binaan saya. Jika tertarik silahkan menirunya.
Kondisi Pekarangan Sebelum Dimanfaatkan
Kondisi Pekarangan Setelah Dimanfaatkan
Pekarangan dapat dikelola sehingga mendatangkan manfaat bagi pemiliknya. adapun manfaatnya yaitu:
- Menambah Penghasilan; pekarangan yang diusahakan dengan baik dan intensif akan memberikan tambahan penghasilan. hasil pekarangan yang berlebihan dapat dipasarkan.
- Mengurangi Pengeluaran Rumah Tangga; dengan menghasilkan bahan pangan dari pekarangan sendiri maka tidak ada pengeluaran untuk membeli lauk pauk sehari-hari. Sehingga bisa menghemat pengeluaran rumah tangga untuk dialihkan untuk keperluan lain seperti untuk tabungan pendidikan anak.
- Menjaga Kesehatan Keluarga; banyak sayuran yang dijual dipasaran memiliki residu bahan kimia berbahaya seperti pestisida dan pupuk anorganik. Residu tersebut berdampak buruk bagi kesehatan orang yang mengkonsumsinya. Dengan menanam sendiri kita bisa menerapkan budidaya organik sehingga tidak ada residu kimia.
- Sumber Rejeki; berbagai jenis tanaman, ternak dan ikan dapat dipelihara di pekarangan. hasilnya merupakan bahan makanan yang sangat dibutuhkan seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral.
- Lumbung Hidup; jika pemiliknya membutuhkan sumber pangan, maka dapat diperoleh dari hasil pekarangan.
- Apotik Hidup; Pekarangan dapat ditanami tanaman obat-obatan.
- Tempat Rekreasi; pekarangan dapat ditata dan dirawat secara teratur akan memberikan rasa nyaman serta memberikan rasa keindahan.
- Sumber Pemeliharaan Lingkungan; seperti tanaman besar (tanaman buah-buahan) yang berfungsi sebagai penyaring debu dan penahan erosi
Dalam memanfaatkan pekarangan terutama untuk menanam sayur-sayuran tidak harus memiliki pekarangan yang luas. Pekarangan yang sempit juga masih bisa bertanam sayuran dengan sistim vertikultur seperti media tanam ditaruh ditempat bertingkat-tingkat.
Jika menanam sayuran tidak bisa langsung di tanah karena tanah tidak mungkin bisa ditanami, maka dapat menggunakan wadah berupa polybag, pot maupun pemanfaatan barang bekas yang biasa kita buang menjadi sampah. barang bekas tersebut bisa berupa botol plastik bekas air minum, kaleng cat, kaleng oli, plastik kemasan minyak goreng, sabun, karung beras, kantong sak semen dan lain lain.
selain itu jika tetap ingin menanam di tanah langsung tetapi tanahnya tidak subur atau banyak terdapat akar-akar pohon maka cara yang paling murah adalah dengan membuat bedengan yang tanahnya merupakan tanah timbunan setinggi mata cangkul. kemudian dibagian pinggirnya ditahan dengan sabut kelapa agar tanah tidak mudah roboh dan lari tercuci hujan.
Guna untuk pemenuhan gizi keluarga maka yang kita usahakan di pekarangan haruslah beragam. Seperti ada tanaman sayuran hijau seperti kangkung, bayam, sawi, kenikir, kailan dan selada. Tanaman sayuran buah seperti timun, terong, labu air, pare, gambas, kacang pajang, buncis, labu kuning, pare welut dan kecipir. Jika memungkinkan ditanami tanaman penghasil karbohidat seperti umbi-umbian. Jagung manis juga cocok ditanam di pekarangan.
Jika di pekarangan kita ada kolam ikan, maka bisa dipadukan dengan tanaman sayuran.
Melihat besarnya manfaat dalam mengelola pekarangan sebagai sumber pangan keluarga mari kita mulai melaksanakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar