Rabu, 26 Februari 2014

PETUNJUK PRAKTIS PENGENDALIAN PENYAKIT CACAR/PATEK/ANTRAKNOSA CABAI



Budidaya cabai dimusim hujan sangat beresiko diserang penyakit. Salah satu penyakit cabai yang ditakuti menyerang adalah PATEK/CACAR /ANTRAKNOSA

Penyebab
Cendawan/jamur Collectrotichum capsici (Syd.) Bult. et.Bisby dan Gloesporium piperatum.

Gejala
Cendawan Collectrotichum capsici gejala awal ditandai terdapat bercak coklat kehitaman pada buah yang kemudian meluas menjadi busuk lunak. Di bagian tengah tengah terdapat titik-titik hitam. 


SP_A0589

Serangan berat menyebabkan buah cabe mengerut dan mengering seperti jerami.
Serangan berat menyebabkan buah cabe mengerut dan mengering seperti jerami

Sedangkan gejala yang ditimbulkan cendawan Gloesporium piperatum umumnya menyerang buah muda dan menyebabkan mati ujung (die back). Gejalanya ditandai dengan terbentuknya bintik – bintik kecil kehitaman dan berlekuk serta tepi bintik berwarna kuning. Bagian lekukan akan terus membesar dan memanjang serta bagian tengahnya berwarna gelap.

Pengendalian
Beberapa hal yang harus diperhatikan :
1.      Selain faktor alam, penularan penyakit akan diperparah oleh manusia.  Tanpa disadari terkadang peralatan pertanian seperti bakul tempat wadah panen cabai kemasukan buah yang kena penyakit. Akibatnya penyakit menyebar rata.

2.      Tanpa disadari pula seringkali tangan memegang tanaman sehat, padahal sebelumnya memegang atau mencabut buah/tanaman yang sakit. Hal ini mempercepat penularan.

Cara pengendalian penyakit:
1.      Sebelum disemai, biji direndam dalam air hangat (55⁰C) selama setengah jam, atau direndam selama 4 – 8 jam dalam larutan fungsida seperti benlate dengan dosis 0,5 gr/Liter;

2.      Pergunakan bibit yang sehat, jika menggunakan bibit sendiri jangan menggunakan dari bekas cabai yang terserang patek. Karena spora jamur tersebut mampu bertahan pada benih cabai

3.      Jarak tanam dijarangkan agar tidak lembab, misalnya menggunakan jarak tanam  65 x 70 cm;
4.      Pilih lokasi lahan yang bukan bekas tanaman cabai, terong, tomat dll (satu famili dengan cabai). Spora patek mampu beradaptasi dan bertahan hidup dalam tanah dalam waktu tahunan

5.      Tanamlah varietas cabai yang lebih tahan patek, biasanya cabai keriting lebih tahan terhadap penyakit patek

6.      Pergunakan pupuk dasar maupun kocoran yang rendah unsur Nitrogen, karena unsur N hanya akan membuat tanaman cabai menjadi rentan. Selain itu unsur N juga akan membuat tanaman menjadi rimbun yang akan meningkatkan kelembaban sekitar tanaman.

7.      Perbanyak unsur Kalium dan Calsium untuk membantu pengerasan kulit buah cabai

8.      Kebun dibersihkan. Buah yang sudah diserang dikumpulkan dari tanah maupun dipetik langsung setiap hari dalam wadah/kantong plastik untuk kemudian dibakar. Wadah tidak boleh digunakan untuk buah yang sehat agar tidak tertular;

9.      Tanaman disemprot dengan fungisida Derosol 60 WP dicampur Dithane M-45 dengan perbandingan 1 : 8, konsentrasi 2,8 gram/Liter. Atau dapat juga disemprot dengan fungisida Kasumin 20 AS                    2 cc/Liter, Difolatan 4 cc/Liter, Phycozan, Anvil 50 SC, Champion 77 WP, Kumulus 80 WDC, Kocide 60 WDG, Rubigan 120 EC, Redhos 70/12 WP, Uniflow 720 F, Cupravit OB 12, Ingrofol 50 WP, Folicur 25 WP, Masalgin 50 WP, Velimek 80 WP, , Daconil 75 WP, Topsin, Antracol 70 WP, Delsene MX 200.


Ingat : walaupun sudah disemprot, pembersihan buah yang terserang dari tanah dan tanaman harus tetap dikumpulkan dan dibakar agar serangan tidak semakin parah.