Budidaya cabai dimusim hujan sangat beresiko diserang penyakit. Salah satu
penyakit cabai yang ditakuti menyerang adalah PATEK/CACAR /ANTRAKNOSA.
Penyebab
Cendawan/jamur Collectrotichum
capsici (Syd.) Bult. et.Bisby dan Gloesporium
piperatum.
Gejala
Cendawan Collectrotichum
capsici gejala awal ditandai terdapat bercak coklat kehitaman pada buah
yang kemudian meluas menjadi busuk lunak. Di bagian tengah tengah terdapat
titik-titik hitam.
Serangan berat menyebabkan buah cabe mengerut dan mengering
seperti jerami.
Serangan berat menyebabkan buah cabe
mengerut dan mengering seperti jerami
Sedangkan gejala yang ditimbulkan cendawan Gloesporium piperatum umumnya menyerang buah muda dan menyebabkan
mati ujung (die back). Gejalanya
ditandai dengan terbentuknya bintik – bintik kecil kehitaman dan berlekuk serta
tepi bintik berwarna kuning. Bagian lekukan akan terus membesar dan memanjang
serta bagian tengahnya berwarna gelap.
Pengendalian
Beberapa hal yang harus diperhatikan :
1. Selain faktor alam, penularan penyakit akan diperparah
oleh manusia. Tanpa disadari terkadang
peralatan pertanian seperti bakul tempat wadah panen cabai kemasukan buah yang
kena penyakit. Akibatnya penyakit menyebar rata.
2. Tanpa disadari pula seringkali tangan memegang tanaman
sehat, padahal sebelumnya memegang atau mencabut buah/tanaman yang sakit. Hal
ini mempercepat penularan.
Cara pengendalian penyakit:
1. Sebelum disemai, biji direndam dalam air hangat (55⁰C)
selama setengah jam, atau direndam selama 4 – 8 jam dalam larutan fungsida
seperti benlate dengan dosis 0,5
gr/Liter;
2. Pergunakan
bibit yang sehat, jika menggunakan bibit sendiri jangan menggunakan dari bekas
cabai yang terserang patek. Karena spora jamur tersebut mampu bertahan pada
benih cabai
3. Jarak tanam dijarangkan agar tidak lembab, misalnya
menggunakan jarak tanam 65 x 70 cm;
4. Pilih
lokasi lahan yang bukan bekas tanaman cabai, terong, tomat dll (satu famili
dengan cabai). Spora patek mampu beradaptasi dan bertahan hidup dalam tanah
dalam waktu tahunan
5. Tanamlah
varietas cabai yang lebih tahan patek, biasanya cabai keriting lebih tahan
terhadap penyakit patek
6. Pergunakan
pupuk dasar maupun kocoran yang rendah unsur Nitrogen, karena unsur N hanya
akan membuat tanaman cabai menjadi rentan. Selain itu unsur N juga akan membuat
tanaman menjadi rimbun yang akan meningkatkan kelembaban sekitar tanaman.
7. Perbanyak
unsur Kalium dan Calsium untuk membantu pengerasan kulit buah cabai
8. Kebun dibersihkan. Buah yang sudah diserang dikumpulkan
dari tanah maupun dipetik langsung setiap hari dalam wadah/kantong plastik
untuk kemudian dibakar. Wadah tidak boleh digunakan untuk buah yang sehat agar
tidak tertular;
9. Tanaman disemprot dengan fungisida Derosol 60 WP dicampur Dithane
M-45 dengan perbandingan 1 : 8, konsentrasi 2,8 gram/Liter. Atau dapat juga
disemprot dengan fungisida Kasumin 20
AS 2 cc/Liter, Difolatan 4 cc/Liter, Phycozan, Anvil 50 SC, Champion 77 WP,
Kumulus 80 WDC, Kocide 60 WDG, Rubigan 120 EC, Redhos 70/12 WP, Uniflow 720 F, Cupravit
OB 12, Ingrofol 50 WP, Folicur 25 WP, Masalgin 50 WP, Velimek 80 WP, , Daconil
75 WP, Topsin, Antracol 70 WP, Delsene MX 200.
Ingat : walaupun
sudah disemprot, pembersihan buah yang terserang dari tanah dan tanaman harus
tetap dikumpulkan dan dibakar agar serangan tidak semakin parah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar