Jumat, 25 Februari 2022

PENGGUNAAN PESTISIDA ANORGANIK DALAM PENGENDALIAN HAMA/PENYAKIT TANAMAN



Penggunaan pestisida dalam pengendalian harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.         Gunakan pestisida bila populasi/jumlahnya telah mencapai tingkat kerusakan/ambang ekonomi;
2.         Gunakan pestisida yang berdaya bunuh selektif dengan konsentrasi dosis/takaran yang tepat;
3.         Gunakan pestisida yang residunya pendek dan mudah terurai oleh faktor lingkungan;
4.         Gunakan pestisida pada saat hama berada pada titik terlemah;
5.      Gunakan pestisida bila cara pengendalian lain sudah tidak efektif / ampuh dan efiisien lagi atau dengan kata lain cara pengendalian lain tidak berhasil.

Tahapan memilih pestisida yang akan digunakan untuk mengendalikan hama :
  1. Pastikan jenis hama yang menyerang tanaman dengan memperhatikan gejala serangan, bagian tanaman yang diserang (daun, batang, buah atau akar). Bila ragu bawa contoh bagian tanaman yang terserang beserta hamanya jika memungkinkan untuk ditanyakan kepada yang mengetahui;
  2. Cari informasi pestisida apa yang cocok untuk pengendalian hama yang menyerang tanaman;

  3. Pilih bentuk (formulasi) pestisida yang akan digunakan apakah cairan, butiran (granular) atau tepung. Jika dilihat dari pelayangan di udara maka bentuk butiran paling sedikit kemungkinannya untuk melayang di udara. Pestisida berbentuk cairan lebih kecil bahaya pelayangan di udara dibanding berbentuk tepung. Jika petani memiliki alat semprot lebih tepat memilih pestisida berbentuk cairan EC, WP atau SP. Jika tidak punya maka pestisida yang dipilih berbentuk butiran;
  4. Pilih pestisida dalam kemasan kecil yang isinya dapat habis dalam sekali pakai guna mengurangi bahaya keracunan selama penyimpanan.     
Jenis - jenis pestisida berdasarkan organisme sasaran:
1.  Insektisida (racun serangga)
2.  Herbisida (racun rumput)
3.  Fungisida (racun untuk mengendalikan penyakit akibat jamur)
4.  Rodentisida (racun tikus)
5.  Molusida (racun keong)
6.  Bakterisida (racun untuk mengendalikan penyakit akibat bakteri)
7.  Acarisida (racun tungau)

Sebelum menggunakan pestisida perhatikan label/tulisan pada kemasan, brosur atau leaflet. Gunakan pestisida sesuai dosis yang dianjurkan dalam kemasan, jangan melebihi dosis. Biasanya pada kemasan terdapat lambang-lambang tertentu (piktogram / diagram gambar) yang sangat berguna agar petani yang menggunakan lebih waspada. Gambar tersebut adalah sbb:


Cara insektisida membunuh serangga hama yaitu:
1.         Meracuni lambung bila insektisida masuk dalam tubuh bersama bagian tanaman yang dimakan.
2.   Insektisida kontak akan masuk tubuh hama serangga melalui kulit (kutikula). Jadi harus langsung bersentuhan dengan hama yang disemprot.
3.        Insektisida masuk melalui pernapasan. Seperti insektisida untuk mengatasi hama gudang.

Dalam melakukan penyemprotan pestisida perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.       Pilih volume / isi tabung alat semprotan sesuai dengan luas areal yang akan disemprot. Jika arealnya luas tabung alat semprotan kecil akan kurang tepat karena petani harus sering mengisinya;
2.       Gunakan alat pengaman (masker penutup hidung dan mulut, baju lengan panjang, sarung tangan, sepatu boot dan jaket;
3.       Penyemprotan yang tepat untuk golongan serangga sebaiknya saat stadium larva (ulat) dan nimfa (serangga muda/anak) atau masih berupa telur. Serangga dalam stadium pupa dan imago (serangga dewasa) umumnya kurang peka terhadap insektisida;
4.       waktu yang baik dilakukan penyemprotan hama adalah waktu terjadi aliran udara naik yaitu jam 08.00 – 11.00 WIB (pagi hari) atau sore hari jam 3 – 6 sore. Jika terlalu pagi atau sore  mengakibatkan pestisida yang menempel pada bagian tanaman akan terlalu lama mengering dan mengakibatkan tanaman yang disemprot keracunan. Terlalu pagi daun masih berembun sehingga pestisida yang disemprot tidak dapat merata. Jika matahari terlalu terik akan mengakibatkan pestisida mudah menguap.
5.       Jangan melakukan saat angin kencang karena banyak pestisida tidak mengenai sasaran;
6.       Jangan menyemprot melawan arah angin karena bisa mengenai orang yang menyemprot
7.       Penyemprotan yang dilakukan saat hujan akan membuang tenaga dan biaya sia-sia;
8.       Jangan makan, minum dan merokok pada saat menyemprot;
9.       Alat semprot harus segera dibersihkan setelah digunakan. Air bekas cucian jangan dibuang ke sungai atau sumber air lainya;
10.   Segera mandi dengan bersih menggunakan sabun dan pakaian yang digunakan segera cuci.

Jika terjadi keracunan pestisida dengan gejala tubuh terasa kurang enak, misalnya pusing, mual, kulit panas, gatal, mata berkunang-kunang segera hentikan kegiatan menyemprot. Juga apabila beberapa jam setelah menyemprot pestisida tubuh terasa lemas, sulit tidur, gangguan perut, berkeringat tidak wajar, gugup dan sebagainya. Langkah-langkah yang diambil yaitu:
1.       Bila pestisida masuk mulut dan penderita sadar;
a.     Muntahkan penderita dengan mengorek dinding belakang tenggorokan dengan jari atau alat lain yang bersih atau memberi air hangat yang dicampur 1 sendok makan garam. Pemuntahan dilakukan secara terus menerus sampai keluar cairan jernih. Usahakan muntahan tidak masuk ke paru-paru dengan cara posisi kepala lebih rendah dan menghadap ke bawah;
b.      Jangan beri susu atau minuman dan makan yang berlemak bila teracuni golongan klorhidrokarbon;
c.      Beri susu atau putih telur dalam air bila tertelan bahan korosif. Bila keduanya tidak ada dapat diberi air putih;
d.   Bila penderita kejang jangan dilakukan pemuntahan. Baringkan dan beri bantal di bawah kepala penderita. Buka kancing baju di sekitar leher agar pernapasan lancar.

2.       Bila pestisida terhisap
a.       Bawa ke tempat terbuka dan berudara segar bila penderita mengisap debu, bubuk, uap atau butiran-butiran semprotan;
b.      Longgarkan pakaian dan baringkan dengan dagu terangkat agar bernafas bebas;
c.       Gerakan tangannya naik turun agar penderita bisa menghirup udara segar secara maksimal;
d.      Hubungi segera petugas kesehatan.

3.       Bila mengenai mata;
Segera cuci mata dengan air bersih yang banyak secara terus menerus selama 15 menit. Tutup mata dengan kapas bersih.

4.       Bila tertelan dan penderita tidak sadar;
a.   Usahakan saluran pernapasan tidak tersumbat. Bersihkan hidung dari lendir atau muntahan dan bersihkan mulut dan air liur, lendir, sisa makanan dan lepaskan gigi palsu jika ada;
b.      Baringkan penderita dengan posisi tengkurap dan kepala menghadap ke samping;
c.      Bila penderita berhenti bernapas lakukan pernapasan buatan, namun bukan pernapasan dari mulut ke mulut agar penolong tidak ikut keracunan;
d.      Bawa ke balai pengobatan terdekat.

5.       Bila penderita kejang;
      Longgarkan pakaian di sekitar leher, taruh bantal di bawah kepala, lepaskan gigi palsu jika ada. Berikan ganjal antara gigi agar lidah dan bibir tidak tergigit.

6.       Bila mengenai kulit.
a.       Bersihkan kulit yang terkena dengan air mengalir dan sabun sampai bersih;
b.      Jangan oleskan bahan apapun ke kulit yang terkena, terlebih yang mengandung minyak.


Penggunaan pestisida nabati lebih dianjurkan karena lebih ramah lingkungan dan aman.





Dari berbagai sumber

Jumat, 18 Februari 2022

BERTANAM BAWANG MERAH DALAM POT


Bawang merah merupakan salah satu bumbu dapur yang banyak digunakan oleh ibu tangga di Indonesia. Akan tetapi pasokan bawang merah sering tidak mencukupi kebutuhan, sehingga sering terjadi kenaikan harga bawang merah di pasaran.

Untuk mengatasi hal tersebut, setiap rumah tangga dapat membudidayakan bawang merah sendiri. Hal tersebut seperti yang telah saya anjurkan ke anggota KWT saya dalam memanfaatkan pekarangannya dan hasilnya cukup memuaskan. Bawang merah dapat ditanam dalam pot, polybag, kaleng bekas maupun plastik bekas di pekarangan. Yuk kita menanam bawang merah sendiri.




MEDIA TANAM
-       Media  tanam  harus  sudah  siap  paling lambat  dua  minggu  sebelum  tanam  supaya terjadi pemadatan media yang sempurna.
-     Media   yang  baik  untuk  digunakan  terdiri  dari  tanah gembur  atau  tanah lapisan atas,  kompos/pupuk kandang, dan sekam padi dengan perbandingan volume 1 : 1 : 1. Aduk ketiga bahan  ini sampai tercampur rata, kemudian masukan ke pot.
-   Jika tidak ada sekam padi, cukup menggunakan tanah & kompos/pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1.

 PENANAMAN

  •  Untuk menanam di polybag atau pot dapat disemai terlebih dahulu atau langsung ditanam dalam polybag
  • Benih berupa siung bawang merah dipotong 1/3 bagian dari pucuknya. perlakuan ini mempunyai keuntungan antara lain:
  1.  Umbi cepat tumbuh dan bertunas
  2. Pertumbuhan merata
  3. Banyak anakan sehingga umbi meningkat


Tanam hanya 2/3 bagian umbi, jangan sampai terbenam semua agar tidak mudah busuk kemudian disiram



Simpan ditempat yang teduh selama 2 hari dan disiram air secukupnya. Setelah 2 hari baru letakkan tanaman ditempat yang banyak sinar mataharinya.

Penyulaman dilakukan apabila ada biji yang tidak tumbuh, penyulaman dilakukan 1 Minggu Setelah Tanam 

PEMELIHARAAN TANAMAN 

  • Bawang merah tidak suka media tanam yang becek karena umbinya bisa mudah busuk. Usahakan lembab biasa saja, tidak kering pula.
  • Letakkan pot ditempat yang terkena cahaya matahari langsung karena bawang merah suka panas
  • Pemupukan dibenamkan dalam tanah sedalam 10 cm ditepi wadah/polybag sebanyak 2 kali. Pemupukan pertama dilakukan umur 10 hari Hari Setelah Tanam (HST) dan 30 HST menggunakan pupuk NPK 15-15-15 dengan dosis yang sama sebanyak 1/2 sendok makan.
PANEN DAN PASCAPANEN
-          Setelah umbi beranak banyak dan setelah daun terkulai, maka umbi siap dipanen
-    Jika sudah waktunya panen, cabut saja seluruh tanamannya. Kalau mau menanamnya lagi, sisakan satu bonggol umbi agar dia berkembang lagi.
-          Setelah dipanen umbi dijemur sampai kering agar tahan simpan.




Sumber:
-          BPTP Kalimantan Barat. Teknologi Budidaya Bawang Merah Di Lahan Gambut