Jumat, 25 Februari 2022

PENGGUNAAN PESTISIDA ANORGANIK DALAM PENGENDALIAN HAMA/PENYAKIT TANAMAN



Penggunaan pestisida dalam pengendalian harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.         Gunakan pestisida bila populasi/jumlahnya telah mencapai tingkat kerusakan/ambang ekonomi;
2.         Gunakan pestisida yang berdaya bunuh selektif dengan konsentrasi dosis/takaran yang tepat;
3.         Gunakan pestisida yang residunya pendek dan mudah terurai oleh faktor lingkungan;
4.         Gunakan pestisida pada saat hama berada pada titik terlemah;
5.      Gunakan pestisida bila cara pengendalian lain sudah tidak efektif / ampuh dan efiisien lagi atau dengan kata lain cara pengendalian lain tidak berhasil.

Tahapan memilih pestisida yang akan digunakan untuk mengendalikan hama :
  1. Pastikan jenis hama yang menyerang tanaman dengan memperhatikan gejala serangan, bagian tanaman yang diserang (daun, batang, buah atau akar). Bila ragu bawa contoh bagian tanaman yang terserang beserta hamanya jika memungkinkan untuk ditanyakan kepada yang mengetahui;
  2. Cari informasi pestisida apa yang cocok untuk pengendalian hama yang menyerang tanaman;

  3. Pilih bentuk (formulasi) pestisida yang akan digunakan apakah cairan, butiran (granular) atau tepung. Jika dilihat dari pelayangan di udara maka bentuk butiran paling sedikit kemungkinannya untuk melayang di udara. Pestisida berbentuk cairan lebih kecil bahaya pelayangan di udara dibanding berbentuk tepung. Jika petani memiliki alat semprot lebih tepat memilih pestisida berbentuk cairan EC, WP atau SP. Jika tidak punya maka pestisida yang dipilih berbentuk butiran;
  4. Pilih pestisida dalam kemasan kecil yang isinya dapat habis dalam sekali pakai guna mengurangi bahaya keracunan selama penyimpanan.     
Jenis - jenis pestisida berdasarkan organisme sasaran:
1.  Insektisida (racun serangga)
2.  Herbisida (racun rumput)
3.  Fungisida (racun untuk mengendalikan penyakit akibat jamur)
4.  Rodentisida (racun tikus)
5.  Molusida (racun keong)
6.  Bakterisida (racun untuk mengendalikan penyakit akibat bakteri)
7.  Acarisida (racun tungau)

Sebelum menggunakan pestisida perhatikan label/tulisan pada kemasan, brosur atau leaflet. Gunakan pestisida sesuai dosis yang dianjurkan dalam kemasan, jangan melebihi dosis. Biasanya pada kemasan terdapat lambang-lambang tertentu (piktogram / diagram gambar) yang sangat berguna agar petani yang menggunakan lebih waspada. Gambar tersebut adalah sbb:


Cara insektisida membunuh serangga hama yaitu:
1.         Meracuni lambung bila insektisida masuk dalam tubuh bersama bagian tanaman yang dimakan.
2.   Insektisida kontak akan masuk tubuh hama serangga melalui kulit (kutikula). Jadi harus langsung bersentuhan dengan hama yang disemprot.
3.        Insektisida masuk melalui pernapasan. Seperti insektisida untuk mengatasi hama gudang.

Dalam melakukan penyemprotan pestisida perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.       Pilih volume / isi tabung alat semprotan sesuai dengan luas areal yang akan disemprot. Jika arealnya luas tabung alat semprotan kecil akan kurang tepat karena petani harus sering mengisinya;
2.       Gunakan alat pengaman (masker penutup hidung dan mulut, baju lengan panjang, sarung tangan, sepatu boot dan jaket;
3.       Penyemprotan yang tepat untuk golongan serangga sebaiknya saat stadium larva (ulat) dan nimfa (serangga muda/anak) atau masih berupa telur. Serangga dalam stadium pupa dan imago (serangga dewasa) umumnya kurang peka terhadap insektisida;
4.       waktu yang baik dilakukan penyemprotan hama adalah waktu terjadi aliran udara naik yaitu jam 08.00 – 11.00 WIB (pagi hari) atau sore hari jam 3 – 6 sore. Jika terlalu pagi atau sore  mengakibatkan pestisida yang menempel pada bagian tanaman akan terlalu lama mengering dan mengakibatkan tanaman yang disemprot keracunan. Terlalu pagi daun masih berembun sehingga pestisida yang disemprot tidak dapat merata. Jika matahari terlalu terik akan mengakibatkan pestisida mudah menguap.
5.       Jangan melakukan saat angin kencang karena banyak pestisida tidak mengenai sasaran;
6.       Jangan menyemprot melawan arah angin karena bisa mengenai orang yang menyemprot
7.       Penyemprotan yang dilakukan saat hujan akan membuang tenaga dan biaya sia-sia;
8.       Jangan makan, minum dan merokok pada saat menyemprot;
9.       Alat semprot harus segera dibersihkan setelah digunakan. Air bekas cucian jangan dibuang ke sungai atau sumber air lainya;
10.   Segera mandi dengan bersih menggunakan sabun dan pakaian yang digunakan segera cuci.

Jika terjadi keracunan pestisida dengan gejala tubuh terasa kurang enak, misalnya pusing, mual, kulit panas, gatal, mata berkunang-kunang segera hentikan kegiatan menyemprot. Juga apabila beberapa jam setelah menyemprot pestisida tubuh terasa lemas, sulit tidur, gangguan perut, berkeringat tidak wajar, gugup dan sebagainya. Langkah-langkah yang diambil yaitu:
1.       Bila pestisida masuk mulut dan penderita sadar;
a.     Muntahkan penderita dengan mengorek dinding belakang tenggorokan dengan jari atau alat lain yang bersih atau memberi air hangat yang dicampur 1 sendok makan garam. Pemuntahan dilakukan secara terus menerus sampai keluar cairan jernih. Usahakan muntahan tidak masuk ke paru-paru dengan cara posisi kepala lebih rendah dan menghadap ke bawah;
b.      Jangan beri susu atau minuman dan makan yang berlemak bila teracuni golongan klorhidrokarbon;
c.      Beri susu atau putih telur dalam air bila tertelan bahan korosif. Bila keduanya tidak ada dapat diberi air putih;
d.   Bila penderita kejang jangan dilakukan pemuntahan. Baringkan dan beri bantal di bawah kepala penderita. Buka kancing baju di sekitar leher agar pernapasan lancar.

2.       Bila pestisida terhisap
a.       Bawa ke tempat terbuka dan berudara segar bila penderita mengisap debu, bubuk, uap atau butiran-butiran semprotan;
b.      Longgarkan pakaian dan baringkan dengan dagu terangkat agar bernafas bebas;
c.       Gerakan tangannya naik turun agar penderita bisa menghirup udara segar secara maksimal;
d.      Hubungi segera petugas kesehatan.

3.       Bila mengenai mata;
Segera cuci mata dengan air bersih yang banyak secara terus menerus selama 15 menit. Tutup mata dengan kapas bersih.

4.       Bila tertelan dan penderita tidak sadar;
a.   Usahakan saluran pernapasan tidak tersumbat. Bersihkan hidung dari lendir atau muntahan dan bersihkan mulut dan air liur, lendir, sisa makanan dan lepaskan gigi palsu jika ada;
b.      Baringkan penderita dengan posisi tengkurap dan kepala menghadap ke samping;
c.      Bila penderita berhenti bernapas lakukan pernapasan buatan, namun bukan pernapasan dari mulut ke mulut agar penolong tidak ikut keracunan;
d.      Bawa ke balai pengobatan terdekat.

5.       Bila penderita kejang;
      Longgarkan pakaian di sekitar leher, taruh bantal di bawah kepala, lepaskan gigi palsu jika ada. Berikan ganjal antara gigi agar lidah dan bibir tidak tergigit.

6.       Bila mengenai kulit.
a.       Bersihkan kulit yang terkena dengan air mengalir dan sabun sampai bersih;
b.      Jangan oleskan bahan apapun ke kulit yang terkena, terlebih yang mengandung minyak.


Penggunaan pestisida nabati lebih dianjurkan karena lebih ramah lingkungan dan aman.





Dari berbagai sumber

Jumat, 18 Februari 2022

BERTANAM BAWANG MERAH DALAM POT


Bawang merah merupakan salah satu bumbu dapur yang banyak digunakan oleh ibu tangga di Indonesia. Akan tetapi pasokan bawang merah sering tidak mencukupi kebutuhan, sehingga sering terjadi kenaikan harga bawang merah di pasaran.

Untuk mengatasi hal tersebut, setiap rumah tangga dapat membudidayakan bawang merah sendiri. Hal tersebut seperti yang telah saya anjurkan ke anggota KWT saya dalam memanfaatkan pekarangannya dan hasilnya cukup memuaskan. Bawang merah dapat ditanam dalam pot, polybag, kaleng bekas maupun plastik bekas di pekarangan. Yuk kita menanam bawang merah sendiri.




MEDIA TANAM
-       Media  tanam  harus  sudah  siap  paling lambat  dua  minggu  sebelum  tanam  supaya terjadi pemadatan media yang sempurna.
-     Media   yang  baik  untuk  digunakan  terdiri  dari  tanah gembur  atau  tanah lapisan atas,  kompos/pupuk kandang, dan sekam padi dengan perbandingan volume 1 : 1 : 1. Aduk ketiga bahan  ini sampai tercampur rata, kemudian masukan ke pot.
-   Jika tidak ada sekam padi, cukup menggunakan tanah & kompos/pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1.

 PENANAMAN

  •  Untuk menanam di polybag atau pot dapat disemai terlebih dahulu atau langsung ditanam dalam polybag
  • Benih berupa siung bawang merah dipotong 1/3 bagian dari pucuknya. perlakuan ini mempunyai keuntungan antara lain:
  1.  Umbi cepat tumbuh dan bertunas
  2. Pertumbuhan merata
  3. Banyak anakan sehingga umbi meningkat


Tanam hanya 2/3 bagian umbi, jangan sampai terbenam semua agar tidak mudah busuk kemudian disiram



Simpan ditempat yang teduh selama 2 hari dan disiram air secukupnya. Setelah 2 hari baru letakkan tanaman ditempat yang banyak sinar mataharinya.

Penyulaman dilakukan apabila ada biji yang tidak tumbuh, penyulaman dilakukan 1 Minggu Setelah Tanam 

PEMELIHARAAN TANAMAN 

  • Bawang merah tidak suka media tanam yang becek karena umbinya bisa mudah busuk. Usahakan lembab biasa saja, tidak kering pula.
  • Letakkan pot ditempat yang terkena cahaya matahari langsung karena bawang merah suka panas
  • Pemupukan dibenamkan dalam tanah sedalam 10 cm ditepi wadah/polybag sebanyak 2 kali. Pemupukan pertama dilakukan umur 10 hari Hari Setelah Tanam (HST) dan 30 HST menggunakan pupuk NPK 15-15-15 dengan dosis yang sama sebanyak 1/2 sendok makan.
PANEN DAN PASCAPANEN
-          Setelah umbi beranak banyak dan setelah daun terkulai, maka umbi siap dipanen
-    Jika sudah waktunya panen, cabut saja seluruh tanamannya. Kalau mau menanamnya lagi, sisakan satu bonggol umbi agar dia berkembang lagi.
-          Setelah dipanen umbi dijemur sampai kering agar tahan simpan.




Sumber:
-          BPTP Kalimantan Barat. Teknologi Budidaya Bawang Merah Di Lahan Gambut

Jumat, 07 Januari 2022

PESTISIDA NABATI

Dalam kegiatan budidaya pertanian sering kali hama/penyakit menjadi salah satu kendala yang dapat menyebabkan menurunnya hasil panen atau bahkan yang paling ekstrim dapat menyebabkan gagal panen (puso). Untuk itu agar tidak terjadi kerugian akibat serangan hama/penyakit maka perlu dilakukan tindakan pengendaliannya.
Salah satu prinsip dalam Pengendalian Hama Terpadu (PHT) adalah penggunaan cara-cara pengendalian hama dengan memadukan semua teknik/cara pengendalian. Penggunaan pestisida nabati merupakan salah satu cara dalam PHT.
Pestisida nabati lebih dianjurkan karena lebih ramah lingkungan dan aman. Pestisida nabati adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya dari tumbuhan. Karena pestisida nabati bersifat alami maka jenis pestisida ini bersifat mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan lebih aman bagi manusia dan hewan ternak karena residunya mudah hilang.
Beberapa keuntungan dalam penggunaan pestisida nabati yaitu: zat dan senyawa yang terdapat pada pestisida berbahan alami dapat menolak kehadiran hama dengan bau yang tidak disukainya, dapat merusak perkembangan telur, larva (ulat) dan pupa (kepompong) pada hama serangga, menghambat reproduksi serangga betina, menghancurkan hormon didalam tubuh hama, serangga dll.

RAMUAN KJ2T (Kulit Jengkol - Tembakau – Tuba)
Bahan & Pembuatan:

  • Kulit jengkol 2 Kg ditumbuk + air 2 liter. Campurkan kemudian direbus, diperas dan disaring
  • Tembakau 2 ons + air 2 liter. kemudian direbus, diperas dan 
  •  Akar tuba 2 ons ditumbuk + air 2 liter. kemudian direbus, diperas dan 
  • Campurkan larutan 1 + 2 + 3 menjadi satu. Ramuan siap 
  • Untuk walang sangit ditambah lengkuas sebanyak 2 kg yang diparut + air 1 liter, peras. Campur dengan larutan   1 + 2 + 3

Cara Penggunaan:
Untuk mengendalikan orong-orong (empit), serangga sejenis dan hama jenis ulat.
Dosisnya :     
20 – 40 cc/liter air (untuk ulat)
50 – 100 cc/lter air (untuk orong-orong/walang sangit)


RAMUAN STS (Sirsak - Tembakau – Sabun)
Insektisida nabati untuk ulat :

Bahan & Pembuatan:
  • Daun sirsak 50 – 100 lembar ditumbuk halus + air 1 
  • Tembakau   2 ons ditumbuk + air 1 liter. kemudian direbus, diperas dan 
  • Deterjen/sabun colek 20 
  • Campurkan larutan 1 + 2 + 3 menjadi satu. Endapkan semalam. Ramuan siap digunakan.

Cara Penggunaan:
     Dosisnya :    20 – 40 cc/liter air (untuk ulat)
    
    Jika untuk walang sangit:
Tambahkan larutan diatas dengan lengkuas (lengkuas 2 kg parut halus + air sedikit. Peras dan saring)

RAMUAN KBM (Kulit Bawang Merah)
Insektisida nabati untuk ulat :

Bahan & Pembuatan:
Kulit Bawang 25 gram. Cuci bersih kemudian dijemur kering.
     Rendam dalam ember yang tertutup dengan menggunakan 1 liter air selama 3 hari .  Saring.

Cara Penggunaan:
    Dosisnya :    1 liter/tangki semprot


RAMUAN SPR (Sirih Puntung Rokok)
Insektisida nabati untuk ulat & wereng

Bahan & Pembuatan:
-   Puntung Rokok 1 Ons direndam dalam 1 liter selama   4 – 7 hari kemudian disaring
-   Daun sirih 30 lembar ditumbuk halus ditambah dengan air ½ liter kemudian        disaring.
-   Campurkan larutan 1 + 2 menjadi satu. Tambahkan air sebanyak 5 ½ liter. Ramuan siap      digunakan.

Cara Penggunaan:
     Dosisnya :    100cc/tangki semprot


RAMUAN 
SJBP (Sirih, Jeringau, Bawang Putih)
Insektisida nabati untuk wereng coklat
Bahan:
-     Daun sirsak 50 lembar atau satu genggam.
-     Rimpang jeringau 100gr atau 
      Bawang putih 20 siung.
-     Sabun colek 20 gr.
-     Air kurang lebih 1 L.

  Cara pembuatan:
1. Daun sirsak, jeringau, dan bawang putih dihaluskan.
2. Seluruh bahan direndam dan diaduk dengan air.
3. Diamkan larutan selama 2 hari.
4. Ambil dan saring bagian yang bening.

Cara Penggunaan:
-       Larutkan 1 L pestisida nabati daun sirsak dengan 10 – 15 L air atau satu tangki semprot.
-       Semprotkan secara merata pada daun tanaman..
-       Semua jenis pestisida nabati pada saat penyemprotan bisa kita lakukan setiap 10 hari sekali agar lebih maksimal hasil dilapangan.


 Sumber
                                                                                                                           
Kardinan, Agus, Ir., M.Sc, 2005.  Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasinya. Penebar Swadaya Jakarta.  
                UPTPH Kalbar. Pestisida Nabati. Manfaat & Cara Pembuatan


Jumat, 22 Oktober 2021

KIAT MENJADIKAN BUAH LEBIH MANIS

Halo para pembaca blog ini... 

Dalam unggahan saya kali ini merupakan kelanjutan unggahan saya awal bulan lalu tentang mengapa buah yang kita tanam rasanya kurang manis. Setelah kita tahu penyebabnya maka ada beberapa proses budidaya dan panen yang dapat kita perbaiki untuk meningkatkan rasa manis buah.

Berikut ini kiat – kiat perlakuan agar buah dapat menjadi lebih manis rasanya. Kiat – kiat ini dapat dipergunakan untuk bermacam – macam jenis buah yang dibudidayakan.

Menggunakan Kultivar Unggul

Biasanya kultivar adalah tumbuhan yang sudah diperbanyak bukan dari biji, melainkan dari bagian vegetatif baik berupa cangkok, okulasi, sambung ataupun kultur jaringan.

Pertimbangkan Agroklimat Tanaman

Setiap jenis tanaman buah biasanya menuntut lingkungan tertentu yang berbeda – beda seperti ketinggian tempat dari permukaan laut, perbandingan bulan basah (BB) dan bulan kering (BK) dan kedalaman air tanah. Sebaiknya jenis tanaman buah yang akan ditanam disesuaikan dengan agroklimat masing – masing.

Menyuburkan Tanah Sebagai Media Tanam

Jika ingin mendapatkan tanaman yang dapat tumbuh dan berbuah optimal, maka tanamlah tanaman buah pada tanah yang subur. Tanah yang kurang subur harus diberikan perlakuan tertentu guna memperbaiki dan meningkatkan kesuburannya. Perlakuan tersebut antara lain yaitu:

  • Memberikan pembenah tanah yang akan ditanami. Pembenah tanah yang dapat digunakan seperti kapur pertanian pada tanah asam (derajat keasaman / pH tanah rendah), asam humat dan biochar (arang). 
  • Memberikan pupuk organik baik padat (kompos, pupuk kandang dll) maupun cair (POC). 
  • Untuk tanaman buah semusim (seperti semangka dan melon) tanah diolah dan dibuat bedengan (guludan)
  •  Untuk tanaman buah tahunan idealnya lubang tanam dipersiapkan 1 bulan sebelum bibit ditanam. Ukurannya  80 x 80 x 50 cm. Tanah lapisan atas (topsoil) dan tanah lapisan bawah (subsoil) harus dipisahkan. 
  • Jika tanah terlalu mengandung liat yang terlalu tinggi, maka perlu dicampur dengan sedikit pasir sehingga akar dengan menembus tanah.
  • Jika menanam secara tambulampot ada baiknya media tanam sudah dipersiapkan dalam wadah tanam selama 2 minggu sebelum bibit ditanam. Media tanam terdiri dari tanah, kompos/pupuk kandang dan sekam bakar dengan ratio   1 : 1 : 1. Setelah tanaman besar untuk pemberian pupuk organik padat (kompos/pupuk kandang) perlu diberikan kembali

Menanam Di Tempat Terbuka (Tidak Ternaungi)

pada fase generatif tanaman harus mendapatkan cukup sinar matahari agar proses fotosintesa berjalan lancar dalam menghasilkan korbohidrat yang akan diubah menjadi gula. Tanaman yang tidak mendapatkan sinar matahari secara optimal akan terhambat pembentukan energi-nya sehingga pengubahan unsur-unsur C, H dan O menjadi zat gula kurang optimal sehingga menyebabkan buah menjadi kurang manis, malahan tanaman lebih rajin membentuk daun.

Jika daun pada tanaman terlalu rimbun sehingga menutupi daun lainnya untuk berfotosintesis ada baiknya dilakukan pemangkasan (pruning) sebelum tanaman berbuah. Dengan dilakukan pruning sinar matahari bisa masuk penuh ke tanaman. Selain itu dengan pruning juga dapat merangsang pembentukan bunga dan buah.

 Pengairan

Apabila curah hujan tinggi, maka perlu diatur pola irigasi sehingga tanaman tidak tergenang air hujan. Batasi agar kadar air dalam buah tidak terlalu tinggi yang dapat menyebabkan buah menjadi kurang manis (cenderung hambar).

Jumlah air yang terbatas menyebabkan konsentrasi gula hasil fotosintesis di dalam buah meningkat. Namun, perlu diperhatikan bahwa pengurangan air yang dilakukan saat buah masih muda dapat menyebabkan ukuran buah menjadi kecil.

Pemupukan Berimbang

Untuk menghasilkan buah yang lebat dengan rasanya yang manis seperti yang kita inginkan, maka sangat perlu dilakukan pemupukan. 

Agar tujuan pemupukan dapat tercapai maka berikut hal – hal yang perlu diperhatikan:

  • Selalu membaca dengan seksama petunjuk pamakaian dan keterangan yang tertera pada kemasan produk pupuk yang digunakan
  • Jika menggunakan pupuk daun (foliar fertilizer) gunakan alat semprot (spayer) khusus dan hindari menggunakan spayer yang biasa digunakan untuk herbisida, karena larutan herbisida sangat kuat dan sulit dibersihkan
  • Dalam melakukan pemupukan harus memperhatikan prinsip 5 tepat yaitu:

 Tepat Jenis

Pilih dan gunakan jenis pupuk daun yang sesuai dengan jenis tanaman yang akan disemprot. Memilih jenis pupuk yang salah akan berdampak pada tidak tercapainya tujuan yang kita inginkan.

Pada tanaman buah tahunan pupuk yang diberikan tambahan pupuk organik (kompos atau pupuk kandang) dan pupuk anorganik yang dilakukan berulang - ulang. Pada tanaman buah semusim pemberian pupuk organik padat tersebut cukup 1 kali pemberian yaitu sekitar 2 minggu sebelum tanam. 

Pada fase generatif (pembentukan bunga dan buah) membutuhkan unsur fosfor (P) dan kalium (K) dalam jumlah banyak. Dalam bentuk pupuk anorganik contohnya yaitu pupuk kalium fosfat dengan berbagai merk di pasaran, pupuk SP36 dan KCl.

Unsur fosfor (P) ditujukan untuk merangsang pembentukan bunga dan pematangan buah, adapun unsur kalium (K) ditujukan untuk meningkatkan kualitas buah seperti memperberat buah karena menguatkan jaringan tanaman dan tentunya lebih memaniskan rasa buah karena membentuk karbohirat dan gula. Unsur K pada pupuk anorganik contohnya adalah KCl dan KNO3.

Selain itu pupuk yang mengandung unsur Boron (B) yang merupakan salah satu unsur mikro, juga baik ditambahkan. Fungsi unsur B ini antara lain adalah meningkatkan mobilitas gula/karbohidrat ke seluruh jaringan tanaman,  membantu penyerapan Kalium (K) dan berpengaruh dalam proses penyerbukan, pembentukan bunga, buah dan biji.

Tepat Bentuk/Formula

Bentuk pupuk yang dapat dipilih berupa butiran (granular), tepung (powder) dan cair. Pilihlah sesuai dengan yang diinginkan dan kondisi tanaman.

Tepat Dosis / Konsentrasi

Dosis pupuk yang diberikan pada tanaman buah harus sesuai dengan dosis yaitu sesuai dengan status hara tanah, kebutuhan tanaman, dan target hasil yang ingin dicapai.

Tepat Waktu

Jika pada tanaman buah tahunan, pemupukan yang paling tepat adalah pada awal dan akhir musim hujan dimana kondisi tanah dalam keadaan lembab. Untuk pupuk yang diberikan melalui daun dapat dilihat kapan waktu dan frekuensi yang tepat untuk memupuk tanaman yang biasanya tertera pada kemasan.

Tepat Cara

Saat ini banyak beredar dipasaran pupuk untuk meningkatkan kadar kemanisan buah. Aplikasi pemberiannya dapat dilakukan dengan cara dibenamkan dalam tanah, disiram pada tanah (kocor) maupun yang disemprotkan melalui daun. Masing – masing dalam mengaplikasikan pupuk harus benar agar pupuk tidak terbuang sia – sia.

Pada tanaman buah tahunan, pemberian pupuk dengan cara ditabur dilakukan dengan cara menabur pupuk secara lingkaran pada pada tanah batas tajuk terluar yang terlebih dahulu sudah digali sedalam 15 – 25 cm. Piringan harus bersih dari gulma. Setelah ditabur pupuk harus ditutup kembali dengan tanah.

Pemanenan  Tepat Waktu

    Untuk menentukan masa panen/petik masing – masing buah mempunyai karakteristik masing –masing. Selain itu juga harus dipertimbangkan apakah jenis buah yang akan dipanen termasuk jenis buah klimakterik atau non-klimakterik. Dengan mengetahui kedua hal tersebut maka tidak akan salah dalam waktu memanen.

    Pada buah klimakterik seperti alpukat, pisang, mangga, pepaya, nangka, sirsak, sawo dan lain – lain dapat dipanen jika memperlihatkan tanda sudah tua dan hampir matang. Kemudian disimpan beberapa hari maka kadar gulanya bisa juga maksimal sehingga rasa buah tetap manis.

     Pada buah non-klimakterik seperti semangka, melon, anggur, belimbing, jeruk, nanas, jambu air dan lain-lain harus dipanen/dipetik pada saat buah matang sempurna agar rasa manisnya maksimal. Jika buah tersebut dipetik saat buah belum matang maka buah belum mencapai tingkat manis maksimal. Buah non-klimakterik yang belum matang sempurna akan terasa kurang manis, agak asam atau kelat. 

      

       Jadi jika punya pohon buah yang rasanya tidak manis jangan putus asa dulu. silahkan dicoba cara tersebut. Semoga bermanfaat bagi para pembaca. 


Sumber:

https://id.scribd.com/doc/70677436/Buah-Klimaterik-Dan-Non-Klimaterik

 

https://id.strephonsays.com/cultivar-and-variety-6893


https://www.kompas.com/skola/read/2021/04/03/100000669/penyebab-buah-manis-dan-asam-.


Redaksi Trubus. 2007. Seri Agrikiat. Menjadikan Buah Lebih Manis. Penebar Swadaya. Depok.